Djawanews.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memprioritaskan peningkatan kapasitas Pelabuhan Kota Probolinggo dalam komitmennya untuk meningkatkan layanan dan konektivitas transportasi laut di wilayahnya. Menurut Khofifah, pelabuhan ini memiliki peran penting dalam distribusi logistik regional dan internasional.
"Peningkatan kapasitas dan layanan Pelabuhan Kota Probolinggo penting dilakukan karena pelabuhan itu memiliki peran sangat penting dalam menunjang kelancaran distribusi logistik dari dan ke wilayah Jatim serta dari dan ke berbagai negara," katanya dilansir ANTARA, Kamis, 3 Agustus.
Selain itu, lanjut dia, Pelabuhan Kota Probolinggo juga merupakan lokasi yang strategis untuk membantu Pelabuhan Tanjung Perak dan memiliki potensi yang besar sebagai pintu gerbang dari wilayah-wilayah hinterland-nya yang meliputi Probolinggo, Jember, Pasuruan, Situbondo dan Lumajang.
"Tingkat pemakaian atau Berth Occupancy Ratio (BOR) Dermaga 2 Pelabuhan Probolinggo di tahun 2022 sudah sebesar 68 persen dengan jumlah volume bongkar muat sebesar 2 juta ton dan berpotensi naik pada Tahun 2023," tuturnya.
Sesuai ketentuan dalam Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan laut Nomor: UM.002/38/18/DJPL-11 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan, nilai kinerja dermaga di atas 70 persen perlu dilakukan pengembangan.
"Untuk itulah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perhubungan pada Tahun Anggaran 2023 mengembangkan Pelabuhan Probolinggo," katanya.
Pengembangan Pelabuhan Probolinggo meliputi perpanjangan Dermaga 2 sebesar 92 x 31 m2, peningkatan kapasitas menjadi 50.000 DWT di sisi depan dan 20.000 DWT di sisi belakang. Saat ini Dermaga 2 eksisting berukuran 305 x 31 m2 dengan kapasitas 25.000 DWT di sisi depan dan 20.000 DWT di sisi belakang.
Selain itu juga akan dilakukan perpanjangan Dermaga 1 sebesar 15 x 30 m2 dengan kapasitas yang ditingkatkan menjadi 10.000 DWT baik pada sisi depan dan belakang. Dermaga 1 eksisting saat ini berukuran (93 x 18,5) dengan kapasitas 1.000 DWT baik pada sisi depan dan belakang serta (43 x 30) m2 dengan kapasitas 10.000 DWT.
Pemprov Jatim juga akan melakukan pembangunan 1 unit gudang tertutup berukuran 100 x 60 m2 sebagai pelengkap 2 unit gudang tertutup eksisting yang masing-masing berukuran 60 x 24 m2.
"Pengembangan itu juga kami lakukan dalam rangka peningkatan layanan karena Pelabuhan Probolinggo itu juga diproyeksikan untuk melayani angkutan pelayaran perintis seperti Probolinggo-Pulai Giliketapang-Pulau Gilimandangin-Trunojoyo Taddan-Branta," katanya.
Layanan pelayaran perintis itu juga diharapkan akan mendukung akses pariwisata ke Pulau Gili Iyang, kemudian pegunungan di Bromo, juga pariwisata pantai / snorkling di Pulau Giliketapang.
Mantan Menteri Sosial itu mengatakan semakin berkembangnya Pelabuhan Probolinggo diharapkan mengurangi kepadatan Pelabuhan Tanjung Perak karena pelabuhan Probolinggo ini mampu membantu bongkar muat untuk wilayah Pasuruan – Probolinggo – Situbondo - Bondowoso dan sekitarnya.
"Kami optimis pengembangan dan peningkatan pelabuhan di Kota Probolinggo itu akan semakin meningkatkan ekonomi dan memperlancar mobilitas masyarakat," ujarnya.