Djawanews.com - Ryan cuma bisa menahan kesal. Minggu ini seharusnya jadwal dia disuntik vaksin dosis ke dua di RS HGA Depok. Tapi gagal karena stok vaksin habis.
Bukan cuma dia seorang. Beberapa anggota keluarganya yang lain juga gagal mendapat suntik vaksin Covid-19 merek Sinovac dosis kedua.
Dia coba mengonfirmasi hal ini kepada pihak RS HGA. Tapi telepon dan WhatsApp yang dikirim tak berbalas. Hanya sebuah video yang dikirim RS sebagai penjelasan.
Video ini bilang kalau mereka mengaku belum mendapat ketersediaan vaksin. Jadi seluruh peserta vaksinasi yang sudah terjadwal dari 30 Juli hingga 30 Agustus, ditiadakan.
"Saya enggak tahu ditiadakan atau ditunda maksudnya," kata Ryan.
Redaksi coba menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita untuk meminta penjelasan. "Di cek dulu yah," jawab Novarita.
Padahal Indonesia bukannya kekurangan vaksin. Bolak balik pemerintah merilis kalau Indonesia terus kedatangan vaksin dari berbagai mereka. Mulai dari Sinovac, Sinopharm hingga Moderna.
Sebagai contoh, 12 Juli lalu saja Indonesia mendapat pengiriman 10.000.280 bahan baku vaksin Sinovac.
Kedatangan 10 juta bahan baku vaksin Sinovac ini menambah jumlah bahan baku menjadi 115.500.280. Nantinya bahan baku vaksin tersebut akan diolah oleh Biofarma, sehingga dalam satu bulan ke depan Indonesia akan memiliki 93 juta dosis vaksin jadi Sinovac.
Presiden Jokowi juga meminta supaya program vaksinasi terus dipercepat. Jokowi bahkan memberi target supaya 1 juta suntik vaksin per hari untuk mempercepat kekebalan komunal.