Djawanews.com – Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Fahri Hamzah mengatakan pihaknya tak merasa tersindir dengan pidato capres Ganjar Pranowo yang menyinggung soal kecurangan pemilu. Terlebih menurutnya, nomor urut 2 pasangan Prabowo-Gibran menunjukkan jalan tengah dan pemersatu.
"Nggak (tersindir, red) lah, kita santai aja, kita santai aja karena kita memang niatnya di tengah menjadi kekuatan pemersatu menghindari ekstrim kiri ekstrim kanan," ujar Fahri di KPU, Selasa, 14 November, malam.
Menurut Fahri, pasangan Prabowo-Gibran lebih mengoptimalkan politik gagasan daripada drama-drama.
"Yang drama-drama itu dibuat oleh orang-orang yang sebenarnya dia ngerti permainan, karena dia bekas pemain utama ya kan," kata Fahri.
"Cuma kok tiba-tiba menjadi merasa tidak mengerti permainan gitu padahal kan mereka adalah pemain inti 5 tahun lalu dari 10 tahun lalu lah. Kok tiba-tiba jadi kaya nggak ngerti permainan, jadilah drama gitu," lanjut mantan Wakil Ketua DPR itu.
Kendati demikian, Fahri tak menganggap pidato Ganjar di KPU sebagai bentuk serangan.
"Nggak (penyerangan, red) santai aja kita confident posisi di tengah," katanya.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora itu bersyukur pasangan Prabowo-Gibran mendapat nomor 2 di kontestasi pilpres mendatang. Menurutnya, Prabowo paling tenang saat menyampaikan pidato politiknya di banding lawan-lawannya.
"Kalau kita niatnya kita memang ditengah dan Alhamdulillah dapet nomer 2, nomer tengah pake korea begini (saranghaeyo, red), pake victory begini (salam dua jari, red) cocok udah pas semuanya mantap," ungkap Fahri.
"Makanya kalo diliat pidatonya, pak Prabowo kan paling tenang, pake menari, pake pantun begini, lucu jadi nggak tegang," tambahnya.
Sebelumnya, Capres Ganjar Pranowo berharap pemilu ke depan netral dan tak diwarnai kecurangan. Ia meminta KPU betul-betul mengawasi jangan sampai demokrasi dicederai.
"Saya yakin KPU mampu melakukan itu, saya yakin aparatur juga melakukan itu sehingga ketika semuanya bisa pada tugas dan fungsi pokok yang adil, yang bisa menjalankan dengan baik," kata Ganjar di KPU, Selasa, 14 November.
"Yang mesti netral juga netral, maka kontestasinya akan menarik. Tapi kalau tidak, maka ini akan menjadi sebuah catatan nokta hitam dalam demokrasi," imbuh dia.