Djawanews.com—MS (12) siswa kelas VII SMPN 16 Malang yang menjadi korban Bully akhirnya harus menjalani amputasi, Selasa (04/02/2020) di Rumah Sakit (RS) Lavallete, Malang.
Amputasi pada jari tengahnya harus dilakukan karena sudah tidak berfungsi atau mati. MS sampai saat ini masih mengalami trauma akibat bullying yang dialaminya di sekolah. Namun meskipun demikian ia masih tetap berharap bisa bersekolah lagi.
Masih Mengalami Trauma Pasca Amputasi, MS Masih Berharap Masuk Sekolah
MS diduga menjadi korban bully beberapa pekan lalu di sekolahnya. Kejadian itu bermula dari gurauan antar teman siswa di sekolah. Jari MS juga disebut sering terkena gesper sehingga menjadi cidera.
MS kini harus kehilangan 2 ruas jari tengahnya. Ia dirawat di Rumah Sakit Lavalette, Kota Malang, dan terhitung 13 hari setelah jarinya dirawat dan akhirnya diputuskan untuk diamputasi.
Dilansir dari Kumparan.com, MS sampai saat ini masih shock karena bully yang dialaminya. Hal tersebut dinyatakan oleh paman korban Taufik ketika ditemui di Rumah Sakit Lavalette, Rabu (5/2/2020).
“Pasca operasi dia shock, karena mau tidak mau dia harus kehilangan jari. Dia menangis dari kemarin malam sampai tadi pagi,” jelas Taufik.
Dua ruas jari tengah dari MS sudah mati dan untuk menghindari penjalaran pembusukan maka harus diamputasi.
“Ini karena jaringan di tangannya sudah mati, jadi tindakannya memang harus seperti itu,” jelas Taufik.
Pasca operasi keadaan MS mulai membaik, namun selama 6 bulan ke depan MS akan menjalani evaluasi untuk pemulihan kondisi fisik dan kesehatan psikologisnya.
Kini kondisi fisik korban sudah mulai membaik pasca operasi. Selanjutnya MS akan dievaluasi selama enam bulan untuk pemulihan kondisi fisik dan psikisnya.
Meskipun masih trauma akibat Bully di sekolahnya, MS masih berharap bisa bersekolah lagi.
“Tentu dia ingin melanjutkan sekolah, makanya itu yang kami inginkan dia bisa menghadapi lingkungannya lagi,” terang Taufik.