Djawanews.com – Sejumlah sekolah di Kota Pekanbaru, Riau, mewajibkan siswanya memakai masker menyusul kualitas udara di kota tersebut semakin memburuk akibat dipicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Salah satu yang mewajibkan siswa menggunakan masker adalah di SDN 6 Pekanbaru. Walaupun kegiatan belajar masih berjalan normal, pihak sekolah telah melakukan antisipasi kepada murid-murid sejak dini agar tidak terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
"Kepala sekolah sudah mengimbau sejak Sabtu pagi, murid-murid dianjurkan memakai masker ke sekolah, dan mengurangi aktivitas di luar rumah atau sekolah," kata Arta Manalu, guru kelas III A SDN 6 Pekanbaru, Selasa 3 Oktober.
Terkait kualitas udara yang mulai memburuk, Arta mengungkapkan, proses belajar dan jam belajar masih seperti biasa, belum beralih ke sistem daring (online).
"Kalau memang ada himbauan dari pimpinan. Sampai saat ini (jam belajar, red) masih seperti biasa. Belum ada perubahan, masih Senin sampai Sabtu, karena kami belajarnya masih seperti biasa," jelasnya.
Pihak sekolah berharap, dinas terkait agar bisa memberikan bantuan masker kepada seluruh siswa. Karena saat ini masker yang digunakan saat ini dibeli secara swadaya dan belum sesuai standar kesehatan.
"Harapan kami kepada pihak yang berkompeten dalam hal ini mudah-mudahan ada iktikad membagikan masker ke sekolah," pungkasnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi 14 titik kebakaran hutan dan lahan yang tersebar di lima kabupaten di Provinsi Riau.
"Khusus di Riau, 14 titik panas (hotspot) itu berada di 5 kabupaten. Kabupaten Bengkalis 1 titik, Kuantan singingi 1, Rokan Hilir 8, Rokan Hulu 3, dan Siak 1 titik," kata Forecaster on Duty BMKG SSK II Pekanbaru, Yasir P.
Jarak pandang di Kota Pekanbaru dan beberapa wilayah lainnya mencapai 2,5-5 kilometer dengan status udara kabur. "Kota Pekanbaru, Indragiri Hulu, Kota Dumai, Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Kampar jarak pandang 2,5 hingga 5 kilometer udara kabur," jelasnya.