Djawanews.com – Pengamat politik dari Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas ikut angkat bicara terkait ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Threshold sebesar 20 persen. Dia menyoroti sikap Partai Demokrat yang tiba-tiba mendukung Presidential Threshold, aib masa lalu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diungkap.
Fernando menjelaskan, Demokrat tampak mendukung presidential threshold 0 persen, sangat jauh berbeda dari sikap beberapa tahun lalu.
“Sungguh aneh dan tidak bertanggungjawab sikap kader Partai Demokrat saat ini yang menghendaki agar presidential threshold 0 persen, sedangkan SBY pada saat akan kembali maju sebagai capres menaikkan ambang batas pencalonan menjadi 20 persen,” kata Fernando, Jumat, 17 Desember.
Fernando mengungkapkan bahwa ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden itu dinaikkan menjadi 20 persen pada 2008 dan diinisiasi oleh Partai Demokrat yang saat itu berkuasa di pemerintahan.
“SBY yang sedang berkuasa pada saat itu meminta Fraksi Partai Demokrat untuk menginisiasi perubahan presidential threshold menjadi 20 persen,” ujarnya.
Berdasarkan fakta tersebut, Fernando pun memandang aneh sikap Demokrat sekarang ini yang menghendaki presidential threshold diubah.
“Sungguh menunjukkan politisi yang hanya mementingkan kepentingan sesaat, bukan untuk kepentingan jangka panjang,” katanya.
Fernando menyebut semua pihak yang saat ini sedang berkomentar mengenai buruknya dampak yang dihasilkan dari presidential threshold, sebaiknya mereka meminta pertanggungjawaban dari SBY dan Partai Demokrat.