Djawanews.com – Tiga mantan presiden Amerika Serikat, George W. Bush, Bill Clinton dan Barack Obama tanpa memperdulikan latar belakang partai politik yang berbeda, bersatu membantu pengungsi Afghanistan. Seperti diketahui Bush dari Partai Republik sedangkan Clinton dan Obama dari Partai Demokrat.
Ketiganya bersama istri masing-masing, menjadi bagian dari Welcome.US, koalisi kelompok advokasi untuk membantu pengungsi Afghanistan yang menetap di Amerika Serikat, menyusul penarikan diri koalisi internasional dari negara tersebut.
Wadah ini diluncurkan Selasa kemarin, diharapkan menjadi satu pintu masuk untuk memudahkan orang Amerika menyumbang, menjamu keluarga pengungsi melalui aplikasi penyewaan rumah Airbnb Inc atau menemukan cara lain untuk membantu, kata ketua bersama upaya positif ini John Brigdeland
Puluhan ribu warga Afghanistan telah tiba di Amerika Serikat sebagai bagian dari evakuasi AS. Banyak dari mereka akan berisiko jika tetap berada di bawah Taliban, setelah bekerja dengan AS dan pasukan sekutu atau dengan badan-badan Amerika dan internasional.
"Ribuan warga Afghanistan berdiri bersama kami di garis depan untuk mendorong dunia yang lebih aman, dan sekarang mereka membutuhkan bantuan kami," kata Bush dan istrinya Laura dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters 15 September.
Penyelenggara mengatakan telah ada curahan dukungan bipartisan untuk pengungsi Afghanistan, termasuk gubernur Republik dan Demokrat yang telah menandatangani upaya tersebut.
Sejumlah pemimpin negara bagian dan lokal Amerika Serikat mengatakan mereka akan menyambut pengungsi ke dalam komunitas mereka, meskipun imigrasi tetap menjadi masalah yang memecah belah di beberapa bagian negara itu.
Sebelumnya, di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump, seorang Republikan, penerimaan pengungsi dari seluruh dunia dipangkas ke level terendah dalam beberapa dekade, sebuah kebijakan yang Presiden Joe Biden, seorang Demokrat, janjikan untuk dibalik.
Welcome.US juga mendapat dukungan dari lebih dari 280 orang dan entitas bisnis AS seperti Microsoft Corp, Starbucks Corp dan CVS Health Corp, serta berbagai organisasi nirlaba, kelompok veteran dan lembaga pemukiman kembali.
Diketahui, pemerintahan Presiden Joe Biden bekerja untuk menampung sebanyak 50.000 pengungsi di pangkalan militer di Amerika Serikat. Yang lainnya tetap berada di pusat pemrosesan di dekat bandara AS tempat mereka mendarat, dan lebih banyak pengungsi berada di instalasi AS atau terjebak di negara ketiga di luar negeri.
Beberapa organisasi pengungsi telah mendorong Amerika Serikat untuk mengadopsi program sponsor swasta atau komunitas untuk pengungsi individu, mirip dengan model yang digunakan di Kanada, dan melihat upaya sukarelawan nasional yang terkoordinasi ini sebagai salah satu cara untuk memulai proses itu.
"Kami ingin memanfaatkan momen ini dan kebutuhan besar untuk mengakses semua kapasitas di luar sana di Amerika Serikat untuk mendukung pengungsi Afghanistan," ujar Nazanin Ash dari Komite Penyelamatan Internasional pada peluncuran Welcome.US.