Djawanews.com – Kabar mengenai kerusuhan Arema FC yang bentrok dengan Persebaya tengah menjadi perbincangan panas. Selain berdampak 127 orang korban meninggal dunia dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya, sebanyak 13 kendaraan juga mengalami kerusakan.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, sebanyak 127 orang meninggal dunia, dua di antaranya anggota Polri akibat kerusuhan kerusuhan Arema FC yang diakibatkan kekecewaan Aremania (fansnya) lantaran mengalami kekalahan di kandang sendiri melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu malam, 1 Oktober.
"Permasalahan terjadi pada saat telah selesai, terjadi kekecewaan dari para penonton yang melihat tim kesayangannya yang tidak pernah kalah selama 23 tahun bertanding di kandang sendiri tidak pernah kalah, namun pada malam ini mengalami kekalahan," ujar Nico dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Minggu dini hari, 2 Oktober.
Kerusuhan Arema FC Lantaran Tidak Terima Kalah di Kandang Sendiri?
Kekecewaan para penonton itu kata Nico, sekitar 3 ribu penonton turun ke tengah lapangan dan melakukan anarkis dan berusaha menyerang petugas. Untuk itu, dilakukan upaya pencegahan dengan menembakkan gas air mata.
"Karena sudah anarkis, sudah mulai menyerang petugas, sudah merusak mobil, dan akhirnya karena gas air mata, mereka pergi ke luar ke satu titik pintu keluar, yaitu kalau nggak salah pintu 10 ya atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan," kata Nico.
Dalam proses kerusuhan Arema FC itu, kata Nico, para penonton mengalami sesak napas karena kekurangan oksigen. Untuk itu, tim media dan tim gabungan melakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion.
"Kemudian juga dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit. Dalam kejadian tersebut, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota Polri dan 125 (penonton). Yang meninggal di stadion ada 34, kemudian yang lain meninggal di rumah sakit pada saat upaya proses penolongan," ungkap Nico.
Selain itu, kerusuhan Arema FC itu juga menyebabkan sebanyak 13 mobil mengalami kerusakan. 10 di antaranya mobil dinas milik Polri. Sedangkan tiga kendaraan lainnya adalah mobil pribadi. "Bahwa dari 40 ribu penonton yang hadir kurang lebih, tidak semuanya anarkis, tidak semuanya kecewa, hanya sebagian yaitu sekitar 3 ribuan yang masuk turun ke tengah lapangan, sedangkan yang lain tetap mereka diam di atas," pungkas Nico.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.