Djawanews.com – Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menunjukkan aktivitas vulkanik. Dalam 24 jam terakhir hingga Senin (28/4) dini hari, gunung api ini telah memuntahkan 60 kali guguran lava dan mengalami 121 kali gempa guguran.
"Teramati 60 kali guguran lava ke arah barat daya, yakni Kali Bebeng, Kali Krasak, dan Kali Putih dengan jarak luncur maksimum 1.900 meter," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso dalam keterangannya.
Gunung Merapi tercatat mengalami 121 kali gempa guguran dengan amplitudo 2 sampai 19 milimeter dan durasi 37,81 hingga 184,3 detik, serta 125 kali gempa hybrid/fase banyak.
Secara visual, cuaca di sekitar gunung Merapi terpantau cerah hingga mendung. Asap kawah bertekanan lemah berwarna putih teramati dengan intensitas tipis membubung setinggi 10 sampai 50 meter di atas puncak.
Hingga saat ini, status Gunung Merapi masih berada pada level III atau siaga.
BPPTKG menyatakan potensi bahaya meliputi guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya, khususnya di Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga 7 kilometer. Di sektor tenggara, potensi bahaya mencakup Sungai Woro sejauh 3 kilometer, dan Sungai Gendol sejauh 5 kilometer.
"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung, yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," lanjutnya.
Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di dalam wilayah potensi bahaya dan meningkatkan kewaspadaan, terutama terhadap bahaya lahar dan awan panas guguran, terlebih saat terjadi hujan di kawasan Gunung Merapi.
Selain itu, warga juga diminta mengantisipasi dampak abu vulkanis apabila terjadi erupsi Gunung Merapi.