Djawanews.com – China secara resmi menunjuk duta besar untuk Afghanistan pada Rabu, 13 September. Keputusan ini menjadikan China sebagai negara pertama yang mengirimkan diplomat ke Afghanistan sejak Taliban mengambil alih negara tersebut.
Beijing tidak menunjukkan apakah penunjukan tersebut berarti langkah yang lebih luas menuju pengakuan formal terhadap Taliban. Sejauh ini, belum ada pemerintahan di dunia yang secara resmi mengakui Pemerintah Afghanistan di bawah Taliban.
"Ini adalah rotasi normal duta besar Tiongkok untuk Afghanistan, dan dimaksudkan untuk terus memajukan dialog dan kerja sama antara Tiongkok dengan Afghanistan," kata Kementerian Luar Negeri Tiongkok dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters 14 September.
"Kebijakan Tiongkok terhadap Afghanistan jelas dan konsisten," tegas pernyataan itu.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pemerintahan Taliban mengatakan kepada Reuters, Diplomat Zhao Xing adalah duta besar pertama dari negara mana pun yang menduduki jabatan tersebut sejak Agustus 2021, ketika Taliban mengambil alih pemerintahan saat pasukan asing pimpinan Amerika Serikat menarik diri setelah 20 tahun.
Penjabat Perdana Menteri Mohammad Hassan Akhund, telah menerima mandat utusan baru tersebut dalam sebuah upacara, kata wakil juru bicara Pemerintahan Taliban, Bilal Karimi, dalam sebuah pernyataan.
Kantor juru bicara pemerintahan Taliban menerbitkan foto-foto upacara di istana kepresidenan Afghanistan pada Hari Rabu di mana duta besar diterima oleh para pejabat, termasuk Akhund dan Penjabat Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi.
Duta Besar Tiongkok sebelumnya untuk Afghanistan, Wang Yu, mengambil peran tersebut pada tahun 2019 dan menyelesaikan masa jabatannya bulan lalu.
Diketahui, ada diplomat lain di Kabul yang bergelar duta besar, tetapi semuanya sudah menduduki jabatannya sebelum pengambilalihan Taliban.
Negara-negara dan badan-badan lain, seperti Pakistan dan Uni Eropa, telah mengirimkan diplomat senior untuk memimpin misi diplomatik dengan menggunakan gelar 'charge d'affaires', yang tidak mengharuskan menunjukkan surat kepercayaan duta besar kepada negara tuan rumah.
Taliban memasuki ibu kota pada 15 Agustus 2021, ketika pasukan keamanan Afghanistan, yang dibentuk dengan dukungan Barat selama bertahun-tahun, hancur dan Presiden Ashraf Ghani melarikan diri.