Djawanews.com – Para buruh akan melakukan aksi demo besar-besaran dalam rangka menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang telah ditetapkan pemerintah. Hal itu disampaikan Presiden KSPI yang juga Presiden Partai Buruh Said Iqbal.
"Partai Buruh dan Serikat Buruh akan melakukan aksi puluhan ribu buruh pada tanggal 6 September 2022. Di Jakarta, aksi akan dipusatkan di DPR RI," kata Iqbal, dalam keterangannya dikutip Senin, 5 September.
Iqbal menjelaskan kenaikan BBM akan menurunkan daya beli yang sekarang ini sudah turun 30 persen. Dengan BBM naik, sambungnya, daya beli akan kembali turun lagi menjadi 50 persen.
"Penyebab turunnya daya beli adalah peningkatan angka inflasi menjadi 6,5 persen hingga 8 persen, sehingga harga kebutuhan pokok akan meroket," kata Said Iqbal.
Dia melanjutkan upah buruh tidak juga naik dalam 3 tahun terakhir. Namun pemerintah, sambungnya, menaikkan harga BBM di tengah turunnya harga minyak dunia. Iqbal mengatakan pemerintah terkesan hanya mencari untung di tengah kesulitan rakyat.
Perihal mengenai bantuan sosial (bansos) yang akan diberikan pemerintah dari kenaikan BBM ini, Iqbal menyebut bansos itu hanyalah "pemanis" saja agar buruh tidak berunjuk rasa.
"Terlebih kenaikan ini dilakukan di tengah negara lain menurunkan harga BBM. Seperti di Malaysia, dengan Ron yang lebih tinggi dari pertalite, harganya jauh lebih murah," jelasnya.
Said Iqbal juga khawatir, dengan naiknya BBM maka ongkos energi industri akan meningkat. Hal itu bisa memicu terjadinya ledakan PHK.
Oleh karenanya, buruh akan menggelar aksi. Iqbal mengatakan aksi penolakan kenaikan BBM akan serentak dilakukan di 33 provinsi lainnya yang terorganisir oleh Partai Buruh dan KSPI.
Aksi pada 6 September nanti, juga dilakukan di Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Banda Aceh, Medan, Batam, Padang, Pekanbaru, Bengkulu, Lampung, Banjarmasin, Samarinda, dan Pontianak.
Aksi juga akan dilakukan di Makassar, Gorontalo. Sulawesi Utara, serta dilakukan di Ambon, Ternate, Mataram, Kupang, Manokwari, dan Jayapura.
"Bilamana aksi 6 September tidak didengar pemerintah dan DPR, maka Partai Buruh dan KSPI akan mengorganisir aksi lanjut dengan mengusung isu; tolak kenaikan harga BBM, tolak omnibus law, dan naikkan upah tahun 2023 sebesar 10 persen sampai 13 persen," imbuhnya.
Tak hanya buruh, sejumlah mahasiswa dari himpunan mahasiswa islam (HMI) juga akan menggelar unjuk rasa menolak kenaikan BBM. Demo mahasiswa HMI dilakukan pada 5-7 September 2022 di Gedung DPR RI. Selain di gedung DPR, aksi mahasiswa HMI ini juga dilakukan di beberapa wilayah di Indonesia.
"Menyoal dinamika kebijakan Pemerintah Republik Indonesia terkait harga BBM, dan sebagai bentuk keberpihakan HMI kepada rakyat yang diprediksi akan mengalami dampaknya. Maka PB HMI menginstruksikan kepada seluruh fungsionaris dan kader HMI se-Indonesia untuk menggelar aksi massa di wilayah masih-masing. Aksi tersebut serentak dilaksanakan pada Senin-Rabu (5-7 September 2022)," kata Ketua Umum PB HMI, Affandi Ismail.
Terpisah, Badan Intelejen Negara (BIN) angkat bicara soal demo penolakan BBM. Jubir BIN, Wawan Hari Purwanto mengatakan demo menolak kenaikan BBM akan dilakukan di sejumlah kota di Indonesia.
Dari unjuk rasa ini, dia pun meminta masyarakat untuk tidak anarkis ketika berunjuk rasa.
"Demo bukan sesuatu yang dilarang, namun tetap harus mengikuti aturan main, waktu dan tidak anarkis, serta memberitahukan sebelumnya kepada yang berwajib. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan," kata Wawan dalam keterangannya, dikutip Senin, 5 September.
"Masyarakat diharapkan ikut melihat dan mengawasi penyaluran bantuan tunai langsung agar tepat sasaran dengan data yang akurat, supaya tidak memicu protes di masyarakat," sambungnya.