Djawanews.com – Rusia memberlakukan aturan baru terkait gas ekspor ke negara-negara yang tidak bersahabat yakni pembayaran dengan menggunakan mata uang Rubel. Salah satu negara yang menolak kebijakan tersebut adalah Bulgaria.
Seperti diketahui belum lama ini Rusia telah membahas kekhawatiran negara-negara Eropa tentang rencana pegalihan transaksi perdagangan gas mereka dari mata uang Euro ke Rubel.
Melansir rt.com, Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, memberikan tangapannya bahwa keputusan Rusia akan menimbulkan banyak masalah.
Dia menjelaskan bahwa Bulgaria, negara dimana pasokan gas ke Serbia dan Hongaria dikirim, telah menyatakan keengganannya untuk beralih ke mata uang Rubel.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Rusia, Kremlin Dmitry Peskov, mengatakan pihhaknya telah selesai membahas persoalan tersebut dan mereka harus membayar dengan mata uang Rubel.
"Masalah tersebut sudah selesai, dan Bulgaria harus membayar dalam Rubel suka tidak suka,” terang Peskov.
Namun, ia memberi catatan kepada Serbia yang selama ini tidak pernah ikut campur mengenai persoalan perang Rusia dan Ukraina yang telah berjalan selama satu bulan itu.
"Ini tidak berlaku untuk Serbia, semua masalah tetap harus diselesaikan dan tentu saja kekhawatiran Serbia akan menjadi prioritas utama kam,” tambanya.
"Ini benar-benar normal, apa yan dikatakan Vucic benar, ini benar-benar bisa menjadi situasi yang bermasalah karena dalam situasi ini Bulgaria mengambil langkah untuk bermusuan dengan Rusia. Jadi mereka harus membayar dalam Rubel, apakah mereka mau atau tidak, apakah mereka suka itu atau tidak,” imbuhnya lagi.
Pada awal minggu ini, mantan Wakil Menteri energi Bulgaria, Yavor Kuyumdzhiyev, ikut memberikan keterangan bahwa Bulgaria sangat bergantung pada gas Rusia dan mereka belum menemukan alternatif lain.
Mengenai sanksi untuk negara-negara Barat dan sekutunya yan berjumlah 48, Presiden Vladimir Putin mengumumkan pada hari Rabu bahwa Rusia sekaranga hanya akan menerima pembayaran untuk ekspor gas ke negara-negara tidak bersahabat itu dalam mata uang Rubel.
Mengenai jangka waktu untuk beralih ke mata uang Rubel dalam pembayaran gas belum diumumkan secara resmi.
Namun, menurut Peskov, pengambilan langkah itu akan diklarifikasi langsung ke negara pembeli gas Rusia lebih lanjut.