Djawanews.com – Analis politik, Boni Hargens menolak tegas wacana presidential threshold atau ambang batas calon presiden nol persen. Pasalnya jika itu dilakukan, dia khawatir Habib Rizieq Shihab bisa jadi capres.
Menurut Boni, konsekuensi Habib Rizieq maju menjadi capres yakni diusungnya politik identitas serta propaganda provokatif berbalut agama.
Dia tidak mau pertarungan Pilpres nanti dibahanbakari dengan wacana ideologis dan identitas seperti itu.
Boni Hargens mengakui secara teroritis presidential threshold nol persen itu lebih demokratis dibanding dengan ambang batas 20 persen yang saat ini berlaku. Namun meski bagus, menurut Boni, kebutuhan Indonesia saat ini bukan cuma demokratis saja.
Boni berpandangan tantangan Indonesia salah satunya adalah soal potensi pergolakan ideloogis. Dia khawatir jika ambang batas dihapuskan dan Habib Rizieq maju menjadi calon presiden dan memunculkan pergolakan ideologis.
“Kalau nol persen, nanti Habib Rizieq bisa jadi capres dari kelompk tertentu dan berpotensi memunculkan pergolakan politik,” jelas Boni, Jumat, 17 Desember.
Kekhawatiran berikutnya yakni tokoh FPI itu akan memainkan propagnda berbalut politik identitas. Buntutnya, kehidupan kebangsaan a akan terkuras energinya dengan manuver Habib Rizieq itu. Belum lagi nanti dampaknya terjadi instabilitas di tanah air.
Berdasarkan logika di atas, Boni Hargens mendukung ambang batas capres tetap 20 persen saja.