Djawanews.com – Presiden Jokowi (Joko Widodo) dengan tegas mengungkapkan, tidak akan ragu dalam memutuskan soal harga bahan bakar minyak subsidi (BBM). Keputusan konkret akan diambil jika kas keuangan negara sudah tak lagi mampu menahan beban subsidi yang begitu besar.
Jokowi juga menegaskan, tidak akan ragu memutuskan kebijakan terkait harga BBM apabila memang itu dibutuhkan. "Kalau APBN tidak mampu, ya memang harus kita putuskan," tegas Jokowi.
Menurut keterangan Presiden Jokowi, Kenaikan harga minyak dunia dalam beberapa bulan terakhir imbas dari perang Rusia-Ukraina memang tak terelakkan. Indonesia yang masih mengandalkan impor minyak dalam memenuhi konsumsi bensin dalam negeri akhirnya ikut terdampak.
Kas keuangan negara yang saat ini dalam kondisi tertekan. Pasalnya, sejumlah indikator dalam penentuan harga BBM berada di atas asumsi pemerintah. Mulai dari harga minyak dunia, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Jokowi mengatakan, subsidi bensin subsidi APBN telah membengkak menjadi RP502 triliun. Indonesia menjadi satu dari sederet negara yang masih mempertahankan harga BBM di tengah kebijakan negara lain yang justru sudah mulai mengerek kenaikan harga bensin.
"Ingat di negara lain itu BBM sudah Rp17 ribu. Ada yang Rp31 ribu, kita masih Rp7.650. Bahkan solar Rp5.150, padahal harga keekonomian solar itu Rp19 ribu, harga keekonomian Pertalite Rp17.100. Pertamax harusnya Rp17.300, kita masih Rp12.500 karena semuanya disubsidi," kata Jokowi.
Presiden Jokowi Ungkap Kenaikan Harga BBM Bisa Picu Inflasi
Jokowi mengatakan, keputusan untuk tetap mensubsidi BBM di tengah kenaikan harga minyak juga telah menghitung risiko yang kemungkinan terjadi. Jokowi tak ingin, kenaikan harga BBM memicu inflasi dan pada akhirnya menyebabkan instabilitas politik dalam negeri.
"Itu ada plus minusnya. Daya beli masyarakat menjadi turun, atau lari ke growth kita menjadi turun juga karena konsumsi rakyat menurun. Ini pilihan-pilihan," katanya.
Namun Presiden Jokowi menegaskan, kebijakan yang akan ditempuh pemerintah akan tetap dikalkulasi. Jokowi menekankan, pemerintah tidak akan mengambil kebijakan yang justru hanya akan memberikan beban lebih kepada masyarakat.
"Kebijakan itu yang paling penting harus mengutamakan rakyat. Itu yang harus diutamakan dengan kalkulasi yang detail. Ada angka-angkanya bukan karena populer dan tidak populer," jelasnya.
Sebelumnya, kabar kenaikan harga BBM telah disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Ia mengatakan, saat ini pemerintah telah menyusun skema penyesuaian harga untuk mengurangi beban subsidi.
"Pemerintah masih menghitung beberapa skenario penyesuaian subsidi dan kompensasi energi dengan memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat. tapi untuk diketahui harga BBM di Indonesia relatif lebih murah dibanding mayoritas negara di dunia," kata Luhut
Bahkan, eks Kepala Staf Kepresidenan itu mengaku Jokowi akan mengumumkan terkait kebijakan harga BBM pada pekan ini. Namun, Luhut tidak merinci lebih jauh kapan Jokowi akan mengumumkan kebijakan terkait harga BBM. Kira-kira dampak seperti apa dari kebijakan kenaikan harga BBM oleh Presiden Jokowi nantinya?
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.