Djawanews.com – Kota Solo dijadikan sebagai percontohan kebersamaan dalam implementasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Dilansir Antara, Senin (14/2) Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP Prakoso di Solo mengatakan, "Kami mendorong beberapa kelurahan di Surakarta untuk menjadi pilot project kegiatan ini, jadi contoh desa dan kelurahan lain di Indonesia,"
Solo terpilih karena kota tersebut merupakan kota yang kental dengan tradisi budaya. BPIP berharap agar kota lain di Indonesia bisa memetik contoh dari apa yang dijaga Solo selama ini.
"Desa berdikari salah satunya kan berdikari di bidang budaya, harapannya ini bisa menjadi inspirasi desa lain di Surakarta Nanti kami juga bekerja sama dengan tokoh masyarakat setempat," ujarnya.
Lebih lanjut, Prakoso mengatakan beberapa program kerja yang akan dilakukan di antaranya memberikan edukasi terkait tata cara kerja sama di kelurahan di Solo, mengaktifkan kembali PKK, lomba, kegiatan karang taruna, dan jogo deso.
"Selain itu juga bagaimana menciptakan tata pemerintahan kelurahan yang baik, gotong-royong. Kami ingin mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila hingga tingkat bawah," katanya.
Untuk daerah percontohan yang ditunjuk oleh BPIP bukan hanya Kota Solo tetapi juga beberapa daerah lain, di antaranya Brebes, Palu, dan Sumatera Utara.
Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi, Komunikasi tersebut juga mengatakan, "Kami ingin daerah-daerah ini menjadi contoh bagi desa berpersatuan, berkebudayaan, dan desa mandiri. Pemerintahan di tingkat bawah tersebut bisa menentukan kebijakan di desa, toleransi, kemanusiaan. Bagaimana tata cara menentukan prioritas desa, dengan Pancasila bisa bersatu dan nyaman hidup di kelurahan,"
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyatakan kesiapannya menjadi daerah percontohan berbagai program BPIP terkait implementasi nilai-nilai Pancasila.
"Yang dipilih Kelurahan Semanggi, di sana paling kompleks permasalahannya, kemiskinan, kampung kumuh, dan radikalisme. Satu saja (kelurahan) fokus karena masalah terbesar di Semanggi," katanya.
Terkait hal itu, dikatakannya, Pemkot Surakarta sudah satu tahun ini intens untuk melakukan pembenahan kawasan kumuh di Semanggi. "Fisik kami garap, nonfisik kami garap," katanya.
Dapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.