Djawanews.com – Suhu udara di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terasa lebih dingin dalam beberapa hari terakhir, khususnya pada saat malam menjelang pagi hari.
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Klimatologi Sleman, suhu minimum saat malam hingga pagi hari mencapai 18-20 derajat Celsius.
Kendati demikian, masyarakat diminta tak perlu khawatir, sebab suhu dingin pada malam hari tersebut masih dalam batas wajar.
BMKG memprediksi suhu dingin di berbagai daerah di DIY akan dirasakan sampai bulan Oktober 2020.
Kepala Kelompok Daya dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Sleman, Etik Setyaningrum menjelaskan, suhu dingin yang dirasakan warga DIY beberapa hari terakhir merupakan dampak dari bertiupnya angin yang berasal dari intrusi angin Australia, yang saat ini sedang memasuki musim dingin.
“Intrusi angin dingin yang berasal dari Australia ini, berdampak pada temperatur yang terasa dingin terutama di wilayah bagian Selatan Indonesia, termasuk DIY,” ujar Etik.
Etik menjabarkan, intursi angin dingin Australia memiliki kandungan uap air yang sangat rendah. Hal ini menyebabkan pertumbuhan awan juga sangat kecil terjadi, sehingga berdampak terhadap radiasi balik bumi ke atmosfer dan menyebabkan temperatur di bumi cepat dingin.
Selain itu, pegerekan angin Monsoon Australia memberikan dampak berupa musim kemarau di DIY. Suhu dingin dan kering akan dirasakan warga DIY selama musim kemarau berlangsung.
“Periode musim kemarau di DIY masih berlangsung hingga Oktober. Dengan puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Agustus,” terang Etik.