Djawanews.com – Warga adat kembali jadi korban lantaran Pulau Pendek dijual di sebuah market place. Pulau dengan luas 242,04 hektar itu dijual dengan harga Rp 36.500 per meter persegi.
Adanya iklan tersebut jadi kekhawatiran tersendiri bagi warga Desa Boneatiro, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Salah satu warga yang tak terima adalah La Hasa. Ia adalah satu-satunya warga yang yang tinggal di pulau tersebut.
“Saya tidak tahu dan kaget bahwa pulau ini dijual. Karena kami tahu pulau ini adalah kediaman tanah adat dari leluhur kami,” kata La Hasa, yang dikutip dari Tribun News, Minggu (30/8/2020).
La Hasa sendiri tinggal bersama istrinya, Wa Zifa. Mereka sudah tinggal di pulau tersebut selama puluhan tahun. Ia mengatakan bahwa pulau tersebut sejarahnya adalah tanah adat. Pulau Pendek sendiri secara administratif masuk dalam wilayah Desa Boenotiro Barat, Kapontori, Kabupaten Buton.
La Hasa mengatakan bahwa pulau tersebut dulunya ditinggali banyak warga. Hingga pada tahun 1971, warga yang ada di pulau tersebut dipindahkan ke wilayah daratan di Buton. Ia sendiri tak tahu alasan di balik pemindahan warga yang dilakukan pemerintah. La Hasa memutuskan untuk kembali ke pulau tersebut pada tahun 2014 dan memilih bercocok tanam di pulau tersebut dengan istrinya.
Kepala Desa Boneatiro Barat, Ilyas, mengatakan bahwa ia dan warga keturunan Pulau Pendek berencana melaporkan hal tersebut ke polisi. Ia juga menjelaskan bahwa warganya tak terima jika pulau mereka dijual.
“Hampir seluruh anak cucu (nenek moyang), baik kami yang di wilayah Kecamatan Kapontori maupun perantauan mau pulang, karena merasa kaget sekali (ada kabar Pulau Pendek dijual),” ujar Ilyas.
Ke depannya warga adat akan berkumpul untuk menentukan langkah apa yang harus dilakukan dalam laporan agar segera ditindaklanjuti. Untuk memantau berita terkini, kunjungi situs resmi Pewarta Harian Online Djawanews. Anda juga bisa mengikuti Djawanews melalui akun media sosial Instagram dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.