Djawanews.com – Sebagai langkah antisipasi erupsi Merapi, warga di sekitaran lereng atas inisiasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, mengadakan simulasi mitigasi yang diadadakan bersama Komisi A DPRD Sleman di Glagaharjo, Cangkringan, Senin (13/7).
Salah satu sosialisasi yang diadakan adalah guna mempersiapkan tas mitigasi. Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Joko Supriyanto menyatakan jika tas mitigasi perlu dimiliki warga di lereng gunung Merapi untuk antisipasi jika sewaktu-waktu erupsi terjadi.
“Ketika ada perintah mengungsi, dia nggak usah nyari kemana-mana (berkas dan dokukumen penting), tinggal nyangking. Jadi berkas tidak akan hilang ditelan erupsi,” kata Joko dilansir dari Harian Jogja, (14/7).
Persiapan tas mitigasi berkaca dari kejadian erupsi Merapi tahun 2006 dan 2010 lalu, ketika itu warga tidak memikirkan harta benda yang harus dibawanya, kecuali diri sendiri dan anggota keluarganya.
Lantaran kurangnya edukasi tentang mitigasi, ketidaksiapan warga dalam mempersiapkan tas mitigasi membuat aset warga hilang tersapu awan panas, termasuk arsip penting dan berkas kependudukan
Bertujuan sebagai langkah antisipasi erupsi Merapi, maka BPBD Sleman melatih warga untuk menyiapkan tas siaga bencana atau tas mitigas. Adapun isi tas yang harus dipersiapkan di antaranya berkas penting seperti akta kelahiran, kartu keluarga, ijazah, hingga sertifikat tanah.