Djawanews.com – Ratusan pedukuhan di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah masuk kategori rawan bencana kekeringan atau krisis air bersih pada musim kemarau tahun ini.
Lokasi rawan bencana kekeringan dan tersebut menyebar di 249 dukuh yang menyebar di 43 desa dan 7 kecamatan di Sragen.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen telah membuka posko bencana kekeringan sejak 20 Juli lalu.
Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Sugeng Priyono mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk persiapan penanganan bencana kekeringan.
“Kami merencakan untuk pengiriman bantuan air bersih yang dimulai pada Awal Agustus 2020,” ujar Sugeng, melansir Solopos, Minggu (2/8/2020).
Hanya saja, lanjut sugeng, alokasi anggaran dari APBD Sragen untuk memberikan bantuan air bersih ke daerah yang terdampak bencana kekeringan hanya cukup untuk 300 tangki.
Selebihnya, Sugeng berharap pada partisipasi dari perusahaan swasta di Sragen melalui dana corporate social responsibility (CSR).
Sugeng memahami dengan kondisi pandemi virus corona berimbas pada ekonomi, terutama di Sragen.
Akan tetapi, untuk kegiatan sosial membantu warga yang terdampak kekeringan, Sugeng berharap tidak ada penurunan.
“Bagi siapapun yang ingin membantu program bantuan air bersih bisa langsung menghubungi posko BPBD,” ucap Sugeng.