Djawanews.com – Tradisi perayaan Malam 1 Suro di Gunung Tidar tahun 2020 ini ditiadakan lantaran situasi masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Informasi ini diungkapkan oleh Sekretaris Daerah Kota Magelang Joko Budiyono.
Ia mengatakan bahwa peniadaan tradisi budaya warga kawasan Gunung Tidar ini dilakukan untuk menghindari penyebaran Covid-19. Karena tradisi tersebut berpotensi mendatangkan orang dari berbagai wilayah di sekitar Jawa Tengah. Tahun ini, 1 Suro atau 1 Muharram bertepatan dengan hari Kamis, 20 Agustus 2020.
Kepala UPT Kebun Raya Gunung Tidar, Agus Suprijanto, menjelaskan bahwa pihaknya akan menerjunkan 50 personel untuk mencegah pengunjung yang nekat datang ke Gunung Tidar. Hal itu wajar dilakukan mengingat jumlah pengunjung wisata ziarah di malam 1 Suro bisa mencapai ribuan orang.
Kasus Covid-19 di Kota Magelang yang terus meningkat jadi pertimbangan utama pelarangan kegiatan tradisi tersebut. Personil yang akan disiagakan meliputi personel UPT 30 petugas, Satpol PP 7 orang, TNI 7 prang dan Polri 7 orang. Para petugas akan disebar di lima titik sekitar.
”Sebelum masuk sudah kami halau,” kata Suprihanto seperti yang dikutip dari Radar Jogja, Selasa (18/8).
Informasi mengenai penutupan kawasan Gunung Tidar sudah disebar melalui berbagai media. Suprihanto berharap agar masyarakat tidak memaksakan untuk datang.
Meski begitu, jam operasional reguler di kawasan tersebut tetap dibuka. Namun pengunjung hanya dibatasi gingga pukul 16.00 WIB. Setelah itu pengunjung diwajibkan turun semua. Petugas juga akan berjaga hingga malam untuk mengantisipasi adanya pengunjung yang menyelinap.
Selain perayaan Malam 1 Suro di Gunung Tidar, sejumlah kegiatan tradisi lain juga ditiadakan di beberapa tempat, salah satunya tradisi Lampah Budaya Mubeng Beteng Kraton Yogyakarta juga ditiadakan. Peniadaan dilakukan untuk mencegah persebaran Covid-19.