Djawanews.com – Kabupaten Pati mencatat tingginya penderita TBC (tuberculosis) di wilayahnya. Kabid (Kepala Bidang) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes setempat mencatat bahwa kasus TBC di Pati membuat daerah tersebut berada di urutan ke-23 di Jawa Tengah dalam hal .
“Untuk kasus TBC di Pati belum mengembirakan. Di Jateng itu ada 35 Kabupaten/Kota, kita menduduki peringkat ke-23, berarti kita berada di urutan tengah ke bawah,” ungkap dr. Joko Leksono Widodo, Rabu (5/8/2020).
Ia menuturkan bahwa TBC merupakan penyakit masyarakat yang bisa menyerang siapapun, baik dari kalangan sosial tinggi hingga rendah, balita, remaja hingga dewasa. Penyakit ini menular dan menyerang melalui saluran pernafasan, serta mampu menginfeksi segala segala usia lewat bakteri atau kuman.
Dr. Joko mengatakan bahwa hingga bulan Juni 2020 sudah ada 34% yang sudah mendapat pelayanan. Ia berharap di bulan Desember 2020 bisa melampaui jumlah target pelayanan tahun sebelumnya.
Ada beberapa saran yang dianjurkan bagi pengidap TBC sebagai langkah pencegahan penularan, yakni menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Dinkes Pati juga menyarankan agar meminimalisir penggunaan AC yang menyebabkan ruangan lembab.
“Saya sarankan untuk masyarakat terutama yang berada di ruangan AC sebetulnya tidak baik. Ada baiknya kalau ada jendela dibuka dan AC dimatikan. Yang adem-adem itu yang disukai kuman TBC. Kemudian apabila kita berkumpul, baiknya pakai masker. Sebetulnya TBC bila terkena sinar matahari terik, menurut teori tidak ada 15 menit sudah bisa mati. Artinya dia suka kondisi yang lembab,” kata dr. Joko.
Tindakan preventif juga harus dilakukan bagi petugas yang menangani pasien kasus TBC di Pati. Sedangkan pasien TBC sendiri harus diperhatikan protokol kesehatannya. Untuk saat ini, 29 puskesmas dan rumah sakit setempat sudah terpenuhi kebutuhan APD-nya, sehingga pelaksanaan protokol kesehatan bisa terlaksana dengan baik.