Djawanews.com – Berawal dari keresahan akan sampah plastik yang menumpuk dan mencemari laut, Ovy Sabrina dan Novita Tan menggagas Rebricks. Tidak disangka di tangan dua sahabat ini kantong kresek dan kemasan sampo disulap menjadi paving block.
Rebricks diawali dua tahun lalu dengan mendatangi warung-warung makanan di Jakarta untuk berburu sampah kemasan dari kopi instan, bungkus mi instan, dan kantong kresek bekas.
Menerima Kiriman Sampah dari Seluruh Indonesia, Rebricks Daur 4 Ton Sampah
Saat ini, karena adanya media sosial dan mendapat perhatian dari masyarakat luas, mereka tidak perlu lagi mendatangi warung, mereka cukup bersiap menerima kiriman sampah kemasan dari para donor di seluruh Indonesia.
Setiap hari mereka menerima kiriman sampah tanpa henti dan memenuhi pabrik kecil Rebricks di Jakarta.
"Ini memperlihatkan bahwa Indonesia sebenarnya punya kesadaran tinggi untuk mendaur ulang sampah plastik, tapi mereka tidak tahu di mana melakukannya,” ungkap Ovy Sabrina.
Bagaimana cara daur ulang plastik kemasan jadi beton?
Dua tahun lamanya kedua perempuan yang berusia 30 tahunan itu berupaya untuk menyempurnakan metode pengelolaan sampah mereka. Teknik membuat bata beton, mereka pelajari dari usaha bisnis bahan bangunan yang dikelola keluarga Sabrina.
Sampah kemasan yang terkumpul di pabrik, kemudian dicacah oleh para pekerja Rebricks menjadi serpihan kecil. Cacahan plastik ini kemudian dicampur dengan semen dan pasir, lalu dicetak menjadi bahan bangunan seperti paving block atau konblok.
Kelihatannya memang seperti bata beton biasa, namun jika sudah dilepas dari cetakannya maka terlihat cacahan plastik yang tercampur.
Mereka mengaku bahwa sebenarnya tindakan mereka tidak lain untuk mengalih fungsikan limbah yang seharusnya berakhir di tempat pembuangan sampah atau lautan. Sejauh ini mereka mengolah sekitar empat ton sampah, dan jumlah ini akan terus bertambah.
"Setiap hari, kami dapat menghentikan sekitar 88.000 bungkus plastik sachet yang mengotori lingkungan,” kata Novita Tan, seraya menambahkan bahwa perusahaan mereka telah memproduksi lebih dari 100.000 batu bata.