Djawanews.com - Teroris mal New Lynn, Selandia Baru yang tewas ditembak, diketahui bernama Ahamed Aathil Mohamed Samsudeen. Ini adalah cerita dari mantan teman satu flat Samsudeen di Auckland, bagaimana hidupnya penuh dengan ketakutan.
Teman flatnya dan Samsudeen ini tinggal dalam sebuah apartemen di Auckland selama beberapa bulan pada tahun 2017. Namun si temannya ini memilih pindah karena takut dengan Samsudeen yang mendukung ISIS.
Samsudeen ditembak mati oleh polisi pekan lalu setelah dia menikam sejumlah pembeli di supermarket Countdown di New Lynn, Auckland. Itu dilakukan tak lama setelah dia dibebaskan dari penjara.
Teman flatnya Samsudeen ini diinterogasi oleh detektif dari National Security Investigations Group. Keterangannya itu berhasil didapatkan The New Zealand Herald, Senin 6 September.
Ketika masih satu kamar, Samsudeen sering menanyai teman flatnya itu, bagaimana caranya untuk bisa sampai ke Suriah. Samsudeen bertanya apakah teman flatnya ini punya kontak yang bisa membantu.
November 2016, Samsudeen melakukan perjalanan singkat ke Samoa dan jawabannya tidak jelas ketika ditanyai oleh Bea Cukai saat kembali. Polisi percaya perjalanan itu adalah 'latihan' Samsudeen, yang sedang menguji untuk melihat apakah dia akan dihentikan dari bepergian.
"Saya bertanya kepadanya apa yang terjadi jika Anda tidak diizinkan bepergian," kata teman flatnya kepada polisi.
"Dan dia berkata, 'Saya akan melakukan sesuatu di sini," kata Samsudeen saat itu.
"Saya bertanya apa maksudnya. Dia bilang 'Saya akan melakukan sesuatu di luar di jalan, membunuh seseorang dengan pisau'. Dia bilang dia akan mencoba melakukan kerusakan sebanyak mungkin. Sebagai contoh, dia menyebutkan Hari Anzac. , atau suatu waktu atau tempat di mana ada banyak orang."
Saat itu, Samsudeen sempat dibujuk untuk mengurungkan niat membunuh orang karena banyak orang yang tidak bersalah akan terluka. Bahkan Muslim lain yang memiliki keyakinan yang sama.
Samsudeen diduga menjawab: "Semua orang yang tinggal di Selandia Baru adalah kuffar", sebuah istilah Arab untuk orang-orang yang tidak percaya.
Teman flatnya mengatakan kepada polisi bahwa Samsudeen memiliki "pisau besar yang dia simpan di bawah kasur.
"Setelah saya melihat pisau, saya takut dia akan membunuh saya, saya tidur dengan satu mata terbuka dan menghabiskan sebagian besar waktu saya di luar flat," kata teman flatnya kepada polisi.
"[Samsudeen] mengatakan dia tahu cara membuat bom, mengatakan itu sangat mudah dan dia melihatnya di video di internet. Dia tidak mengatakan jenis bom apa."