Djawanews.com – Munculnya laporan kasus penggumpalan darah usai memperoleh vaksin Covid-19 AstraZeneca di Denmark, Norwegia, dan Islandia membuat agenda vaksinasi yang diikuti Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha dan pejabat tinggi setempat lainnya dibatalkan pada Jumat (12/3).
Piyasakol Sakolsatayadorn, penasihat komite vaksin Covid-19 Thailand mengonfirmasi pembatalan tersebut.
"Kendati vaksin AstraZeneca memiliki kualitas yang baik, beberapa negara meminta agar proses vaksinasi ditunda, termasuk Thailand," kata Piyasakol Sakolsatayadorn.
Sebelumnya, Denmark dilaporkan menghentikan vaksinasi AstraZeneca selama 14 hari, usai seorang warganya yang berusia 60 tahun meninggal dunia akibat penggumpalan darah.
Menteri Kesehatan Denmark, Magnus Heunicke mengungkapkan pihaknya sudah melakukan tindakan cepat untuk mengetahui kaitan antara kasus kematian akibat penggumpalan darah dan vaksinasi Covid-19 AstraZeneca.
"Kami saat ini belum bisa memberikan kesimpulan menyoal kaitan keduanya. Penyelidikan menyeluruh harus dilakukan, dan kami berusaha menanganinya secara cepat," cuit Magnus Heunicke di Twitter.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.