Salah satu Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, William Aditya Sarana, membagikan keganjilan terkait anggaran dana DKI Jakarta. Ia menyoroti adanya anggaran lem Aibon yang diajukan Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Pemaksimalan teknologi informatika dalam rangka transparasi dana pemerintahan terhadap publik sedang diusahakan. Hal tersebut dinilai baik oleh masyarakat agar mereka bisa ikut mengawasi pengeluaran keuangan negara. Belum lama praktik tersebut dilakukan, keganjilan berhasil ditemukan oleh Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, William Aditya Sarana. William berhasil menemukan anggaran lem Aibon yang diajukan Dinas Pendidikan DKI Jakarta yang jumlahnya mencapai miliaran rupiah.
William Aditya Sarana Bagikan Keganjilan Anggaran Dana DKI Lewat Media Sosial
Melalui akun Twitter pribadinya di @willsarana, ia mengatakan bahwa ada angaran aneh pembelian lem Aibon senilai Rp82 miliar lebih oleh Dinas Pendidikan. Ia juga mempertanyakan untuk apa anggaran lem Aibon sebesar itu.
“Ditemukan anggaran aneh pembelian lem aibon 82 milliar lebih oleh Dinas Pendidikan. Ternyata Dinas Pendidikan mensuplai 2 kaleng lem Aibon per murid setiap bulanya. Buat apa?” tulis William, Selasa (29/10).
Hingga tulisan ini diunggah, kicauan William di Twitter telah dibagikan oleh pengguna Twitter lain sebanyak 22,9 ribu, disukai 12,6 ribu, dan mendapat komentar sebanyak 1,7 ribu. Bahkan, “Aibon” sempat jadi trending topik di Twitter.
Impresi yang didapat William Aditya Sarana melalui media sosial Twitternya ternyata cukup berpengaruh. Bahkan mampu menarik perhatian salah satu pejabat Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Susi Nurhati.
Dengan bantuan Netray, tim Djawanews mencoba mencari tahu seberapa besar respon masyarakat di medsos dan platform digital lain yang berkaitan dengan temuan William. Kami mencoba mencari jumlah persebaran menggunakan beberapa kata kunci, yakni “Anggaran DKI”, “Anggaran Lem Aibon”, dan “APBD DKI”. Respon dicari melalui media sosial dan platform digital lain yang dimulai sejak tanggal 24 Oktober – 30 Oktober 2019.
Secara umum, perhatian masyarakat atas temuan William cukup besar, bahkan mendapat impresi sebanyak 15 ribu lebih. Sedangkan jangkauannya mampu meraih lebih dari 25 juta masyarakat. Paling banyak diakses melalui mobile device yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
Dari tanggal 24 hingga 30 Oktober, respon masyarakat terhadap ketiga kata kunci di atas, paling tinggi terjadi pada tanggal 29 dan 30 Oktober. Pada tanggal 29 Oktober, pembicaraan negatif yang berkaitan dengan kata kunci yang kami pilih sebanyak 136 buah, sedangkan pembicaraan postif hanya 10 buah, dan yang netral sebanyak 25 buah.
Di tanggal 30 Oktober aktivitas terkait ketiga topik lebih tinggi lagi. Sebanyak 432 melakukan pembicaraan negatif atas topik tersebut. Pembicaraan positif hanya mencapai 33 buah, lalu pembicaraan tanpa memihak sebanyak 136 buah.
Ada berbagai jenis sentimen negatif terkait ketiga topik di atas, misalnya yang dikemukakan oleh akun PSI sendiri, @psi_id. PSI menyindir mahalnya anggaran yang dikucurkan untuk lem Aibon.
“Di toko online lem aibon 1 kg harganya cuma 60-80 k. Kalau di APBD DKI harganya 180k makanya jadi 82 M anggarannya. Kenapa mahal? Jangan-jangan merk lemnya bukan aibon tapi… iBon X. Hehehe. Iya maap ga lucu,” tulis PSI, Rabu (30/10).
Mengetahui persebaran wacana yang dilempar melalui media sosial dan platform digital lain ternyata cukup menggembirakan. Bahkan, pejabat Dinas Pendidikan DKI Jakarta langsung kembali mengoreksi anggaran dana lem Aibon yang diajukan oleh pihaknya.