Sukuk ritel seri terbaru yang diterbitkan oleh pemerintah ini memiliki tingkat kupon yang lebih lebar ketimbang seri sebelumnya.
Pemerintah melalui menteri keuangan baru saja membuka penawaran Surat Utang Negara (SUN) Saving Bond Ritel dengan seri SBR007 dengan kupon minilmal 7,5 persen dan tingkat kupon mengambang.
Kupon SBR007 yang ditawarkan oleh pemerintah ini telah disesuaikan berdasarkan suku bunga acuan ditambah spread tetap 150 poin atau 1,5 persen dengan kupon minimal yakni 7,5 persen dan suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate.
Dari penerbitan SBR007 ini pemerintah berharap dapat menyerap dana sebesar Rp 60 triliun hingga 80 triliun pada tahun ini.
Lantas, Benarkah Kupon SBR007 Menarik untuk dilirik?
Analis MNC Sekuritas I Made Adi Saputra mengungkapkan, saat ini pemahaaman investor terhadadap Surat Utang Negara alias obligasi pemerintah semakin membaik.
Dia menyebut, instrumen SBR ataupun suku bunga yang diterbitkan pemerintah kali ini tidak akan bernasib sama dengan sebelumnya yang sepi akan peminat. Ditambah lagi, distribusi dan sosialisasi yang masif dilakukan oleh pemerintah dinilai bakal menjadi penunjang keberhasilan penawaran produk investasi ini terhadap investor ritel.
“Kupon SBR007 masih dipandang menarik bagi investor ritel. Ini juga dapat menjadi alternatif lain untuk penempatan dana di deposito,”ungkap Saputra.
Pemerhati Pasar Modal Anil Kumar memaparkan, kupon SBR007 yang baru saja diterbitkan oleh pemerintah tidak bisa disamakan dengan kupon SBR seri sebelumnya. Sebab setiap penerbitan kupon selalu menggambaran kondisi suku bunga acuan yang berbeda.
Di menilai, SBR 007 memiliki tingkat spread yang sangat menarik yaitu sebesar 150 basis poin. Di sukuk ritel kali ini juga memiliki selisih tingkat kupon yang amat besar ketimbang seri sebelumnya.
“Sukuk ritel yang diterbitkan kali ini, tingkat kuponnya sangat lebar, jadi tidak bisa disamakan, karena kondisi pasarnya berbeda. Jadi kalau tidak segera di buru akan ketinggalan,” papar Anil.
Adapun Head of Research Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto berpendapat, seri SBR terbaru berpotensi memiliki risiko premium yang lebih kecil ketimbang seri sebelumnya.
Handy Menilai, daya tarik pada kupon SBR007 ini terdapat pada batas kupon yang mengacu pada suku bunga. Kendati demikian, instrumen obligasi pemerintah tersebut kemungkinan tidak akan menjadi pilihan investor yang menginginkan capital gain karena suku bunga turun.
“SBR007 kurang menarik bagi investor yang ingin trading dan mengharapkan ada capital gain,” terang Handy.