Djawanews.com – Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu menilai bahwa polisi saat ini sedang berada di titik nadir. Bahkan tingkat kepercayaannya jauh di bawah institusi penegak hukum lain. Ia mewanti-wanti bahwa momentum negatif yang muncil harus menjadi titik perbaikan di internal polisi.
Kalau perubahan hanya diserahkan ke polisi pasti lambat, Masinton Pasaribu menilai pasti akan jalan di tempat. "Perubahan harus bisa dilakukan kalau dukungan politik kuat, umpama kemarin presiden panggil pejabat htama di polisi ke istana. Itu menegaskan bahwa sikap politik presiden iru mendukung adanya perbaikan di iternal polisi," katanya kepada awak media di Jakarta Selatan pada Kamis, 27 Oktober.
Ia sangat menyayangkan dalam dua tahun ini, ada beberapa jenderal bermasalah, terutama mereka yang berpangkat bintang dua. Dari Napoleon Bonaparte, Ferdy Sambo kemudian Teddy Minahasa. "Kalau dikatakan sarang mafia ada di polisi, ya itu. Di penegakan hukum. Artinya bahwa ini harus menjadi momentum bersih-bersih. Artinya sistem setoran dihilangkan, mekanisme rekrutmen dan kenaikan pangkat berdasarkan prestasi," ucap anak buah Ketua Umum Megawati ini.
Yang juga perlu menjadi perhatian di Polisi, Masinton Pasaribu menjelaskan adalah soal anggaran. Ia mengungkapkan bahwa setiap tahun, anggaran alat material khusus rata-rara 30 Triliun lebih. Anggaran yang sangat besar itu kalau diaudit lebih banyak mubazir.
"Dan itu tiap tahun. Jadi bukan berdasarkan kebutuhan instifusi tapi ada by project. Pengadaan, IT serta alat-alar lain. Saya kan pernah di Komisi III," ungkap Masinton.
"Artinya itu juga harus jadi perbaikan agar pengadaan peralatan tidak mubazir. Anggaran bisa dialokasikan untuk kesejahteraan bagi petugas kepolisian di berbagai daerah dan wilayah. Khususnya di daerah terluar atau pinggir," pungkas Masinton Pasaribu.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.