Djawanews.com – Seorang anak perempuan berusia 11 tahun di Kamboja meninggal dunia setelah terinfeksi flu burung. Menteri Kesehatan Mam Bunheng mengatakan Ini adalah infeksi pertama pada manusia yang diketahui dengan jenis H5N1 di negara Asia Tenggara itu sejak tahun 2014, mengutip Reuters 24 Februari.
Gadis dari Provinsi Prey Veng itu didiagnosa menderita flu burung setelah jatuh sakit dengan demam tinggi dan batuk pada 16 Februari, kata pernyataan itu.
Sementara mengutip The Guardian, gadis itu tinggal di dekat kawasan konservasi, dan petugas kesehatan telah mengambil sampel dari seekor burung yang mati di sana.
Ketika kondisinya memburuk, ia dipindahkan ke Rumah Sakit Anak Nasional di Phnom Penh untuk menjalani perawatan, namun meninggal dunia pada Hari Rabu, kata kementerian kesehatan.
Terkait itu, otoritas kesehatan Kamboja mendesak masyarakat untuk tidak memegang hewan dan burung yang mati atau sakit, dan menghubungi hotline jika ada yang menduga mereka telah terinfeksi oleh penyakit ini.
Sejak awal tahun lalu, flu burung telah melanda peternakan di seluruh dunia, yang menyebabkan kematian lebih dari 200 juta unggas karena penyakit ini atau pemusnahan massal, demikian ungkap World Organisation for Animal Health (WOAH) baru-baru ini kepada Reuters.
Sementara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada awal bulan ini mencatat adanya penyebaran influenza H5N1 pada mamalia, namun mengatakan bahwa risiko terhadap manusia tetap rendah.
H5N1 telah menyebar di antara unggas dan burung liar selama 25 tahun, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada sebuah briefing, namun laporan terbaru tentang infeksi pada cerpelai, berang-berang dan anjing laut "harus dipantau secara ketat".
Diketahui, manusia yang pernah terinfeksi flu burung di masa lalu biasanya bekerja di peternakan unggas atau melakukan kontak dekat dengan unggas yang terinfeksi.