Djawanews.com – Pernyataan Ade Armando terkesan tak berempati ke suporter Arema menuai kritikan publik. Tak lama berselang, Ade memberikan klarifikasi. Pernyataan terbaru Ade soal tragedi Kanjuruhan Malang ini diunggah di YouTube Cokro TV dengan judul ‘Klarifikasi Ade Armando Tentang Tragedi Kanjuruhan’.
Seperti dilihat Pojoksatu.id, Rabu (5/10), tayangan video pernyataan dosen UI ini berdurasi sekitar 5,3 menit. “Pernyataan saya ternyata menimbulkan kontroversi. Ada beberapa hal yang harus saya jelaskan,” kata Ade mengawali videonya.
Dia mengatakan, tidak pernah menyalahkan suporter Arema secara keseluruhan sebagai penyebab tragedi Kanjuruhan Malang pada Sabtu malam (30/9). Menurutnya, pada malam itu ada 42 ribu suporter arema yang hadir ke stadion. Dan hanya sekitar 3.000 yang menyerbu lapangan.
“Buat saya pangkal masalah pada 3.000 orang yang melanggar hukum dengan masuk ke dalam lapangan. Hanya sabagian. Sangat kecil,” katanya.
“Saya merasa gara-gara kelakuan mereka ini, ada 125 orang Aremania yang tewas. Doa saya bersama 125 orang yang tewas. Mereka yang memilih tertib sesudah pertandingn berakhir,” kilah Ade Armando yang beberapa waktu lalu dipukuli massa di depan DPR ini.
Menurut Ade, suporter yang tetap duduk di tribun ini mungkin kecewa. Tapi mereka tidak meluapkan kemarahan dengan menyerang lapangan. “Dalam pandangan saya, kita harus berani melacak ke sumber permasalahan. Pangkal masalanya ada pada perilaku sebagian suporter yang meluapkan amarahnya ke tengah lapangan,” jelasnya.
Lalu Ade Armando juga memberikan tanggapan soal penggunaan gas air mata oleh polisi di Stadion Kanjuruhan. Menurut Ade dalam klarifikasinya, kewajiban polisi untuk mengusir suporter kembali ke tempat duduk mereka.
“Saya selalu bertanya pada mereka yang mengkritik, yang menyalahkan polisi pakai gas air mata. Apa yang harus dilakukan polisi menghadapi ratusan atau ribuan orang yang menyerbu lapangan yang berpotensi merusak dan mengancam nyawa,” tanya dosen UI asal Minangkabau ini.
Ade Armando Salahkan Suporter Arema
Sebelumnya Ade menyalahkan suporter Arema sebagai penyebab kerusuhan di Kanjuruhan Malang usai laga Arema vs Persebaya. Potongan video yang beredar itu diketahui berasal dari video ‘Ade Armando: Kok Polisi Yang Disalahkan Dalam Tragedi Kanjuruhan’ yang diunggah di akun YouTube COKRO TV, Selasa, 4 Oktober.
Ade mengawali pernyataannya di video itu dengan menyebut pangkal persoalan tragedi Kanjuruhan adalah kelakuan sebagian suporter Arema FC yang menyerbu lapangan. “Mereka sombong, bergaya preman, menantang, merusak, dan menyerang. Gara-gara merekalah tragedi itu terjadi,” kata Ade.
Kemudian Ade lantas membeberkan pernyataan sejumlah pihak yang dimuat di media terkait tragedi Kanjuruhan. Menurutnya ada upaya sengaja yang mengarahkan telunjuk kepada kepolisian. Selain itu, Ade juga menyinggung soal penggunaan gas air mata di stadion yang dilarang oleh FIFA. Dia mempertanyakan soal apakah polisi Indonesia berada di bawah FIFA.
“Ketika polisi menggunakan gas air mata, itu adalah tindakan sesuai protap ketika mereka harus mengendalikan kerusuhan yang mengancam jiwa,” katanya.
“Memang akibat gas air mata para penonton berlarian panik, dan sialnya pada saat mereka hendak keluar stadion, ternyata panitia belum sempat membuka pintu keluar,” jelasnya lagi.
“Akibatnya, terjadi penumpukan penonton, saling dorong, saling injak. Itulah yang menyebabkan tragedi terjadi,” tutur Ade.
Sehingga Ade mengajak semua pihak bersikap objektif. Menurut Ade, pangkal masalah sebenarnya adalah tindakan preman dari suporter. “Sekali lagi marilah kita bersikap objektif, yang jadi pangkal masalah adalah suporter Arema yang sok jagoan, melanggar semua peraturan dalam stadion, dengan gaya preman masuk ke lapangan. Petentengan,” jelasnya.
“Dalam pandangan saya Polisi sudah melaksanakan kewajibannya,” ujarnya pada Selasa pagi dan beberapa jam kemudian atau Selasa malam Ade Armando memberikan klarifikasi.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.