Djawanews.com – Kasus COVID-19 di Yogyakarta yang belum mengalami penurunan secara signifikan membuat pengusaha muda Danu Agoeslan menawarkan bantuan ke Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta senilai 2 ton emas.
Pendiri dan pimpinan Agoeslan Capital Group itu berharap dengan sumbangan itu Daerah Istimewa Yogyakarta bisa melakukan lockdown. Karena sebelumnya Guburnur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X mengaku tidak sanggup menanggung hidup seluruh rakyat jika melakukan lockdown.
"Saya berharap Ngarso Dalem Sri Sultan mau menerima bantuan ini, agar Daerah Istimewa Yogyakarta bisa menjadi percontohan di Indonesia bahwa lockdown selama 3 sampai 4 minggu bisa menjadi solusi untuk memutus rantai COVID-19 ini.” ujar Danu, dikutip Djawanews dari Beritasatu.com, 26 Juli lalu.
“Saya merasa prihatin dengan kondisi COVID-19 di Indonesia yang sudah memasuki status darurat. Pertumbuhan angka COVID yang setiap hari bertambah meledak, bed occupancy ratio (BOR) di Jabodetabek saja sekarang sudah 110% mungkin karena sudah sampai ditahap membangun tenda di luar rumah sakit dan belum ada solusi yang pas untuk menangani COVID ini," ujar Danu.
Pertanyaannya kapan bantuan tersebut akan diberikan. Jangan sampai jumlah sumbangan yang fantastis tersebut hanya isapan jempol belaka.
Jika dilihat dengan seksama dalam pernyataan itu, ada syarat yang diberikan Danu Agoeslan ke Pemda Yogyakarta yakni lockdown. Sementara memutuskan untuk lockdown bukanlah perkara mudah, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, tidak hanya masalah dana.
Jika memang berniat membantu penanganan COVID-19 kenapa meski harus mensyaratkan lockdown.
Sehingga pantas, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hasan Lemahdadi Bangunjiwo Kasihan Bantul Yogyakarta, Cak Tain menganggap pernyataan Danu Agoeslan sebagai guyonan yang tak pantas.
“Danu ini memang pengusaha. Mungkin hartanya memang banyak, tapi tidak bisa main guyonan soal COVID-19. Lebih-lebih dia menawarkan harta kepada Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengkubuwana X,” kata Cak Tain di kediamannya.
Bahkan Cak Tain mengancam jika Danu Agoeslan tidak benar-benar melaksanakan pernyataannya itu berarti telah menghina Keraton Yogyakarta dan memancing amarah rakyat.
“Hal ini tentu memancing juga kemarahan masyarakat Yogyakarta. Kita akan menggeruduk ke Agoeslan Capital Group, jika tidak segera dilaksanakan sesumbarnya,” jelasnya.
Pemda Yogyakarta sendiri sampai hari ini belum memberikan tanggapan terkait pernyataan Danu Agoeslan tersebut.