Banyak yang belum tau mengenai sejarah asal usul Kota Pontianak yang ternyata berasal dari dongeng mistis masyarakat Melayu.
Hari ini Rabu (23/10/2019) masyarakat Kota Pontianak Kalimantan Barat sedang bersuka cita merayakan hari jadinya yang ke-249.
Berbagai acara telah diadakan untuk menyemarakkan HUT Kota Pontianak, salah satunya adalah Pontianak Creative and Culinary Festival yang dgelar selama lima hari mulai dari Rabu 16 Oktober hingga Minggu 20 Oktober 2019.
Berbicara tentang Pontianak, banyak yang belum tau mengenai asal usul nama kota ini yang ternyata berasal dari dongeng mistis di masa lampau.
Sejarah dan asal usul kota Pontianak
Kota Pontianak dibangun oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 bertepatan dengan 14 Rajab 1185 H.
Berdirinya kota ini ditandai dengan membuka hutan di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas Besar untuk membangun balai dan rumah sebagai tempat bermukim.
Selanjutnya, pada tahun 1778, Syarif Abdurrahman didapuk menjadi Sultan Pontianak.
Kota Pontianak terkenal dengan sebutan Kota Khatulistiwa yang dilalui garis lintang nol derajat bumi. Karena memiliki letak geografis yang langka, maka dibangunlah sebuah monumen Khatulistiwa di Siantan.
Selain berada di perlintasan garis khatulistiwa, Kota Kalimantan juga menyimpan kisah yang sangat menarik. Banyak yang tidak tau kalau sebenarnya, nama Pontianak Bermula dari kisah mistis di masa lalu.
Dihimpun dari beberapa sumber, nama Pontianak bermula dari kisah Syarif Abdurrahman yang kerap diganggu oleh hantu berwujuf Kuntilanak ketika menyusuri Sungai Kapuas.
Pada mulanya, daerah itu merupakan tempat bernama Khun Tien dan dihuni oleh sebagian besar etnis Thionghoa di Sepanjang Pesisir Sungai Kapuas.
Saat Syarif Abdurrahman mencapai daerah pertemuan Sungai Kapuas Besar dan Sungai Landak, ia merasa terganggu dengan ulah kuntilanak dan melepaskan tembakan untuk mengusir keberadaannya.
Setelah itu, Syarif Abdurrahman kemudian dikukuhkan sebagai Sultan Pontianak pertama pada 1778 (1192 H). Masjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Kadariyah menjadi penanda letak kekuasaannya.
Selain cerita mistis di atas, sebagian masyarakat juga percaya bahwa asal usul kota Pontianak berasal dari dogeng masyarakat Melayu yang mengambil nama itu kata-kata pohon punti yang berarti ‘pohon-pohon tinggi’.
Pada saat itu, kawasan ini memang terkenal dikelilingi oleh pohon-pohon yang tinggi.
Pernyataan ini diperkuat berdasarkan catatan sejarah yang ada pada baris ke-14 surat seorang rakyat Negeri Pontianak yakni Husein bin Abdul Rahman Al-Aidrus kepada Sultan Syarief Al-Kadrie.
Adapun sumber lain menyebutkan kata Pontianak memiliki arti ‘pintu anak’ atau dengan kata lain, kawasan ini merupakan gerbang pembatas antara Sungai Kapuas dan Sungai Landak.