Djawanews.com – Salah satu yang paling khas dari Nias adalah tradisi adat fahombo atau lebih dikenal dengan nama lompat batu. Jika penasaran, traveler bisa melihat tradisi lompat batu di Desa Bawomataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Sumatra Utara.
Dahulu lompat batu merupakan tradisi yang harus dilakukan oleh pemuda Nias sebelum melakukan perang antardesa. Namun, saat ini lompat batu telah menjadi atraksi yang menarik untuk mengundang para wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Keindahan dan Rute Menuju Lokasi Lompat Batu di Desa Bawomataluo
Daya tarik Desa Bawomataluo bukan hanya tradisi lompat batu. Ada pula Tari Perang khas Nias yang dilakukan oleh 50 penari. Tarian ini lahir bersama tradisi lompat batu. Meski begitu, untuk bisa menikmatinya harus mengeluarkan biaya yang berbeda dengan ketika melihat lompat batu.
Karena letak Desa Bawomataluo ada di atas bukit, Bukit Matahari, maka pemandangan yang bisa dilihat dari desa sangat indah. Untuk menuju ke lokasi, traveler memiliki beberapa pilihan alat transportasi. Menggunakan pesawat dari Medan, traveler menuju Bandara Binaka di Gunungsitoli. Ini adalah gerbang menuju Pulau Nias. Dari Gunungsitoli menempuh perjalanan darat ke Desa Bawomataluo selama kurang lebih 2—3 jam.
Untuk melihat Lompat Batu di Desa Bawomataluo juga bisa menggunakan kapal feri yang memakan waktu sekitar 11 jam. Perjalanan bisa dimulai dari Sibolga pada pukul 20.00 WIB. Dengan begitu, traveler sampai di lokasi ketika pagi hari.
Untuk info wisata menarik lain, klik di sini.