Djawanews.com – Jangan salah di Hong Kong juga banyak umat Muslim lho. Kota yang dikenal dengan sebutan international city ini memiliki sekitar 220.000 orang, termasuk sekitar 30.000 Muslim Tionghoa.
Dikutip dari Detik, Pramugari Cathay Pacific, Andi Rini Poernomo, yang sudah 27 tahun bermukim di Hong Kong mengatakan orang Hong Kong rata-rata sudah mengenal tradisi orang Islam saat bulan Ramadan. Mereka tak ragu memberi kesempatan buat muslim untuk melakukan ibadahnya.
"Puasa mudah aja, apalagi kantor saya yang sangat internasional atau kantor yang mengenal betul kalau muslim pas bulan Ramadan itu fasting itu mereka pasti support, kalau ada event, mereka memberi makanannya di ujung acara. Di sekolah internasional sudah mengajarkan religous studies jadi murid sudah ngerti jadi anaknya sudah pada lancar juga," ujarnya dalam buka bersama virtual Hong Kong Tourism Board.
Bedanya mungkin kalau di Indonesia sahur di mesjid itu biasanya ada panggilan sahur dari masjid atau mushola adzan juga selalu sementara di Hong Kong nggak ada.
"Feelnya kurang saja. Untuk tarawih juga seperti itu, masjid yang ada salat tarawihnya agak jauh dari tempat tinggal kita, mungkin seminggu sekali tarawih di masjid, selebihnya tarawih di rumah," ujar ibu dari 2 anak ini.
Andi juga sering bertemu dengan warga Indonesia lainnya di saat Ramadan sambil berusaha menghadirkan suasana Ramadan seperti di Indonesia.
"Sekali seminggu setiap Jumat orang Indonesia bisa kumpul di KJRI, di daerah saya tinggal ada imam dan istrinya, kita nyewa clubhouse untuk iftar sekali seminggu," ujarnya.
Ustaz Syamsuddin Nur Makka yang sempat berkunjung ke Hong Kong beberapa waktu lalu mengatakan memang kini Hong Kong lebih ramah kepada turis muslim.
"Saya nginep di daerah apa dulu namanya dan itu mesjid di dekat gede banget, Islamic Center kayak lagi di Makassar, mesjid besar di seberang jalan. Tidak seperti di luar negeri, ramah muslim Subhanallah. Ada muslim Hong Kong, Pakistan, India dan kita sebagai muslim Assalamualaikum-Assalamualakum (menyapa), merasakan sujud di tanah Hong Kong itu beda rasanya. Cobain deh sujud di tempat minoritas, bagaimana rasanya beribadah di tempat muslimnya jadi minoritas, pasti lebih khusus, ramadan lebih berbeda," ujarnya.