Jogja seakan tidak pernah kehabisan ide untuk membuat acara-acara yang menarik dan unik. Salah satu adalah pasar kangen, bukan saling kangen doi tapi kangen pada aneka kuliner dan benda-benda yang sempat eksis di tempo dulu. Setiap tahun, Pasar Kangen selalu hadir dan dinanti para penggemar kuliner dan kolektor barang antik. Festival yang digelar selama sepekan dari 12-20 Juli 2019 ini bisa dikunjungi di Taman Budaya Yogyakarta. Nah, ngomong-ngomong soal makanan tempo dulu, berikut ini merupakan daftar kuliner yang bisa Anda coba.
Kuliner Pasar Kangen Jogja yang Membuat Nostalgia dengan Masa Lalu
Kuliner Bukit Menoreh
Kuliner tempo dulu dari wilayah perbukitan Menoreh juga ikut meramaikan Pasar Kangen Jogja. Panganan khas Purworejo, yang dibungkus janur ini juga memancing rasa keingintahuan pengunjung yaitu clorot. Clorot mirip dengan dodol, rasanya manis hanya teksturnya saja yang membedakan. Clorot yang lebih kenyal ketimbang dodol ini membanderol Rp 2.000 untuk satu bungkus clorot. Makanan terbuat dari tepung ketan dan gula jawa. Panganan ini harus dikukus selama dua jam setelah dibungkus janur kuning. Selain Clorot juga ada Geblek tempe yang dijual Rp 3.000 per pasang. Geblek merupakan makanan berwarna putih, berbentuk angka delapan, yang terbuat dari tepung kanji yang digoreng. Sedangkan tempe yang menjadi pasangannya adalah tempe benguk atau tempe dari kacang koro yang diolah dengan santan.
Kuliner Para Raja Yogyakarta
Di bagian belakang Gedung Societet TBY terdapat menu yang muncul pada masa Sultan HB VII dan HB VIII. Stan Kuliner Priyayi menjual bir jawa dan songgobuwono. Segelas bir jawa dibanderol Rp 8.000 dan satu porsi sonngobuwono Rp 10.000.
Bir jawa merupakan menu favorit Sultan HB VII yang ingin menciptakan minuman khas sendiri karena sering melihat prajurit Belanda minum bir. Namun, ia tidak ingin memasukkan alkohol sebagai salah satu komposisinya karena pada saat itu kerajaan Mataram sudah menganut Islam.
Akhirnya, ia membuat minuman bir jawa yang terdiri dari campuran jahe, secang, kapulaga, serai, kayu manis, gula batu, dan jeruk nipis. Rasanya pun menyegarkan sekaligus menyehatkan karena kaya rempah.
Sementara songgobuwono adalah menu hasil akulturasi budaya Jawa dan Eropa yang hadir di Keraton Yogyakarta oada masa pemerintahan Sultan HB VIII. Bentuknya berupa roti sus isi selada, rogut daging, dan telur yang atasnya disiram saus mayones dan diberi acar.
Makanan ini menyimbolkan harmonisasi kehidupan. Selada diibaratkan tumbuhan penyangga, roti sus melambangkan Bumi, rogut daging berarti penduduk Bumi, telur menyimbolkan gunung, saus mayones menunjukkan langit dan acar menyimbolkan bintang.
Demikian tadi kuliner lawas di pasar kangen Jogja yang bisa Anda nikmati.