Daerah Jawa Tengah memang kaya dengan peninggalan-peninggalan bersejarah. Baik dari benda-benda sampai bangunan-bangunan seperti pasenggrahan maupun candi. Nah, jika anda berniat wisata ke tempat sejarah, Candi Sewu Klaten bisa jadi pilihan. Candi Sewu masuk ke dalam wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Tepatnya di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan. Namun sebelum anda sampai di sana, tak ada salah menambah wawasan dengan mengetahui kisah dibalik nama Candi Sewu, benarkah jumlah candinya adalah sewu alias seribu?
Kisah dibalik nama Candi Sewu Klaten
Candi Sewu Klaten merupakan candi buddha terbesar setelah Candi Borobudur yang diperkiraan dibuat pada abad ke-8, atau lebih tua dari itu. Candi Sewu ini sesungguhnya tidak benar-benar berjumlah seribu. Kata sewu bagi orang Jawa jaman dulu sampai sekitar tahun 60-an memang sering menggantikan ungkapan ‘sangat banyak’ ketimbang hitungan yang pasti. Dan jumlah yang sebenarnya hanya ada 257 buah.
Keberadaan candi sewu selalu dihubungkan dengan legenda Bandung Bondowoso dan Loro Jonggrang. Uniknya, Candi Prambanan yang sering disebut Candi Loro Jonggrang adalah candi Hindu, sedangkan Candi Sewu adalah candi Buddha. Jelas kedua nama itu bukan nama sesungguhnya dari kedua candi tersebut.
Namun jika dilihat sepintas, ada kemiripan pada bentuk candi di kedua tempat itu. Bedanya adalah bagian badan dan atas candi di kompleks Candi Sewu yang terbuat dari batu andesit ini terlihat berbeda dengan yang ada di kompleks Candi Prambanan, berhiaskan pilaster, arca dewa dan relief tumbuhan, bersudut 20, berdiameter 29 meter, dengan tinggi 30 meter.
Di Candi sewu terdapat Sepasang Arca Dwarapala berukuran setinggi 2,3 meter, yang duduk dengan lutut tertekuk di atas pilar batu setinggi 1 meter. Dwarapala merupakan Candi Induk yang berukuran paling besar, dengan 8 Candi Apit, dan 240 Candi Perwara. Arca Dwarapala digambarkan menggenggam gada dan mulutnya menyungging senyum. Dwarapala adalah patung penjaga gerbang untuk melindungi tempat suci yang berada di dalamnya.
Pada tahun 1960, di kompleks Candi Sewu Klaten ini ditemukan sebuah prasasti bertahun 714 Caka atau 792 M, yang menyebutkan dilakukannya penyempurnaan bangunan suci bernama Manjus’rigra. Nama bangunan dalam prasasti itu diduga sebagai nama asli Candi Sewu. Manjusri adalah salah satu Boddhisatawa.
Itulah sepintas kisah di balik nama candi sewu klaten yang akan semakin menarik kalau anda mengunjunginya langsung.