Djawanews.com - Turki adalah salah satu negara yang memiliki komunitas penggemar K-Pop terbesar di dunia. Total penggemar K-Pop di Turki bahkan menempati peringkat ke-10 global yang dihitung berdasarkan konsumsi konten K-Pop.
Namun, kehidupan fandom K-Pop di Turki kini berada di bawah ancaman. Pemerintah Turki kini tengah menyelidiki K-Pop karena dianggap membahayakan generasi muda Turki.
Agustus lalu, tiga orang remaja berusia 11, 13, dan 15 tahun dilaporkan kabur keKorea Selatan tanpa izin dan dokumen orang tua. Mereka meminta izin pergi ke Istanbul untuk piknik, padahal akan terbang ke Seoul.
Akhirnya, para orang tua remaja itu menghubungi polisi izin palsu tersebut. Tetapi polisi berhasil menemukan ketiga remaja itu dalam kondisi aman di pantai Istanbul.
Remaja-remaja ini buka suara terkait hal ini. Mereka mengaku bahwa aksi nekat itu dilandasi atas rasa cintanya kepada K-Pop dan K-Drama. Hal ini lantas membuat Kementerian keluarga dan Layanan Sosial Turki turun tangan. Kedua badan itu langsung lakukan penyelidikan terhadap K-Pop.
Berbagai Kekhawatiran Turki
Surat kabar Turki Milliyet menyebutkan, penyelidikan juga didasarkan pada tuduhan dari pejabat yang menyatakan bahwa K-Pop merupakan ancaman bagi pemuda negeri itu. Namun, sebagian besar kekhawatiran ini tampaknya berakar pada sudut pandang anti-LGBTQ+.
"Secara khusus, tuduhan tersebut menyatakan bahwa K-pop membuat kaum muda menyimpang dari nilai-nilai tradisional dan menolak keluarga mereka serta membawa mereka ke gaya hidup bebas gender," tulis media itu.
Grup Bangtan Boys alias BTS juga terseret dalam kasus ini. Insiden kaburnya remaja Turki tadi disebut "Special Operation BTS".
Tudingan-tudingan pada K-Pop bukan yang pertama kali terjadi di Turki. Tahun 2019 lalu, seorang komentator Turki mengklaim bahwa BTS adalah bagian dari desain global untuk menciptakan masyarakat yang bebas gender.
Sementara seorang psikiater anak mengatakan bahwa apa yang disebut androgini BTS dapat menciptakan kebingungan identitas gender pada remaja. Kemudian, pakar komunikasi digital juga mengklaim bahwa K-Pop mendorong kaum muda untuk memutuskan seksualitas mereka setelah masa remaja berdasarkan kehendak individu.
Sebaliknya, para penggemar K-Pop di Turki menentang sentimen ini. Para penggemar mengatakan bahwa mereka melihat budaya Korea Selatan itu sebagai budaya yang mirip dengan budaya Turki. Mereka pun mencatat manfaat kecintaan mereka pada K-Pop dan K-Drama.
Saat ini, banyak penggemar K-Pop Turki khawatir segera muncul larangan mendengarkan lagu-lagu K-Pop atau berbicara tentang grup dan K-Drama favorit mereka secara online. Namun, pemerintah belum membuat pernyataan yang mengonfirmasi bahwa K-Pop berisiko dilarang langsung.