Djawanews.com – Dokter Tirta Mandira Hudi baru-baru ini membagikan kisah hidupnya yang terbilang pedih. Mulai dari sang ibu yang bunuh diri, hingga perjalanannya mencari kepercayaan yang dia anut.
Dalam acara talk show di stasiun televisi swasta, dr. Tita mengungkapkan bahwa dirinya lahir dari orang tua yang berbeda agama.
Dikatakannya, sang ayah menganut agama Islam. Sementara ibundanya yang keturunan China adalah non-muslim.
“Bapakku adalah seorang petani, dia Jawa dan Muslim. Ibuku keturunan Chinese, dia lulusan pertanian, tapi karena nggak ada duit, dia jadi karyawan dan non-muslim,’ kata dr. Tirta.
Selanjutnya, Tirta mengaku bahwa sedari kecil dia memilih untuk menjadi ateis, alias tidak menganut agama apapun.
Dia mengatakan, alasannya menjadi ateis karena sang ibunda bunuh diri saat kejadian tahun 1988.
Akibat dari peristiwa itu, dr. Tirta jadi paham soal agama dan juga SARA.
‘Dari situ aku tahu tentang rasialisme, SARA, dan agama. Dan aku memutuskan untuk ateis dulu. Dari dulu SD, SMP, SMA,” sambung pria berkacamata itu.
Selama bertahun-tahun tak bertuhan, Tirta akhirnya dibukakan pintu hatinya dan memutuskan untuk memeluk agama Islam. Dia menjadi mualaf saat berkuliah di UGM.
“Ketika aku masuk UGM. Aku bertemu orang berbagai karakter. Dari suku mana, ras mana. Dari situ aku memutuskan untuk mualaf di usia 23 tahun,” turur dr. Tirta.
Simak perkembangan informasi terkini seputar selebriti hanya di Warta Harian Online Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.