Djawanews.com – Sastrawan dan seniman kenamaan Japi Panda Abdiel Tambajong atau lebih dikenal dengan nama Remy Sylado pada hari ini, Senin 12 Desember. Ia dikabarkan meninggal dunia di usia 77 tahun setelah menderita sakit sejak beberapa bulan terakhir.
Remy Sylado sendiri merupakan sastrawan kelahiran Malino, Makassar, Sulawesi Selatan. Selain sebagai sastrawan, Remy Sylado juga terkenal sebagai dosen, novelis, penyanyi, aktor, hingga mantan wartawan.
Selama hidupnya, Remy Sylado sudah meluncurkan berbagai karya-karya terkenal, yang berani menyuarakan pandangannya terhadap banyak hal. Apa saja? Simak ulasannya berikut ini.
- Pelopor puisi mbeling
Salah satu karyanya yang menjadi sejarah adalah penulisan puisi mbeling. Remy merupakan salah satu pelopor penulisan puisi mbeling bersama Jeihan dan Abdul Hadi WM.
Dilansir dari Ensiklopedia, puisi mbeling merupakan bagian gerakan mbeling, yang dicetuskan oleh Remy untuk mendobrak sikap rezim Orde Baru, yang dinilai feodal dan mufaik. Gerakan puisi ini untuk mendobrak pandangan estetika yang menyatakan bahasa puisi harus diatur dan dipilih yang baku.
- Aktor sekaligus penulis skenario
Tak hanya berkarya sebagai sastrawan, Remy Sylado juga berkarya sebagai aktor. Beberapa film yang dibintanginya adalah Tinggal Sesaat Lagi (1986), Taksi (1989), Bulan di Atas Kuburan (2015), Senjakala di Manado (2016), dan lainnya.
Selain jadi aktor, Remy juga berkarya sebagai seorang penulis skenario. Beberapa film yang skenario ditulis olehnya yakni Duo Kribo (1977), Ombaknya Laut Mabuknya Cinta (1978), dan Ca-bau-kan (2001).
- Novel Remy Sylado
Remy Sylado juga aktif menulis novel semasa hidupnya. Beberapa novel karya Remy Sylado yakni Gali Lobang Gila Lobang (1977), Kita Hidup Hanya Sekali (1977), Kembang Jepun (2002), Namaku Mata Hari (2010), dan masih banyak lagi.
Salah satu novel karya Remy yang populer adalah Ca Bau Kan: Hanya Sebuah Dosa yang dirilis pada tahun 1999. Novel tersebut bahkan diadaptasi menjadi sebuah film yang berjudul Ca-bau-kan.