Djawanews.com – Irish Ise Hutasoit mungkin masih terdengar asing bagi penonton Indonesia. Namanya belum banyak menghiasi dunia hiburan, akan tetapi ia berusaha untuk terus menunjukkan aktingnya lewat medium mana pun.
Baru-baru ini ia mendapat kesempatan untuk berperan dalam film Kuntilanak 3. Dalam film arahan Rizal Mantovani ini, Irish menjadi seorang guru yang dipercaya oleh kepala sekolah di Sekolah Mata Hati.
“Aku sebagai Ms. Stefani. Ms. Stefani itu orangnya dingin, enggak ada emosi. Benar-benar enggak bisa ditebak dia mau ngapain. Tapi karena dia orang pertama yang ketemu sama keluarga anak yang mau masuk sekolah, dia dipaksa untuk menjadi baik sama orang,” jelas Irish Ise Hutasoit kepada VOI beberapa waktu lalu.
“Aku itu tangan kanannya kepala sekolah. Apa aja yang dia mau cari tahu itu lewat aku. Semua informasi anak-anak aku pasti tahu. Keadaan di rumah aku pasti tahu,” tambahnya.
Peran itu memang bukan pemeran utama namun Irish Ise Hutasoit mengaku puas dengan hasilnya. Apalagi ini merupakan proyek pertamanya dalam dunia layar lebar dan banyak berakting dengan anak-anak.
“Kita suasana syuting jauh lebih enak. Aku mungkin beruntung karena aku suka kerja dengan anak-anak,” kata Irish Ise mengenang masa itu.
Irish Ise sudah melakoni lima judul sinetron. Beberapa di antaranya bahkan sukses meraih minat penonton Indonesia namun ia tidak pernah berhenti berkarya. Tentunya ada sejumlah perbedaan antara bermain sinetron dan film.
“Aku perhatiin itu pas aku syuting, sama sekali enggak improve dan harus sesuai sama naskah. Dibanding di sinetron, kita masih kasih sisi personality kita dalam film. Aku perhatiin di film gara-gara perannya tapi aku enggak liat Ise sama sekali, tapi di sinetron ada sifat Ise di situ,” kata perempuan 7 April ini.
“Yang enak itu persiapan film jauh lebih panjang dan kalau sinetron, kita bisa dapat skrip - hafalin. Saat di film aku jauh lebih mendalami karakter aku sebagai Stefani dibanding sinetron atau web series,” kata Irish Ise.
Oleh karena itu, ia tidak menolak ketika mendapat peran Stefani dalam film Kuntilanak 3. Pasalnya peran ini adalah sesuatu yang belum ia lihat dalam cerita sinetron adalah film horor lainnya.
“Aku antusias banget soalnya aku paling suka eksplor peran antagonis. Banyak arah yang bisa kita ikuti untuk menjadi orang antagonis,” kata Ise.
Selain itu dia juga menganggap film Kuntilanak 3 memiliki sebuah premis yang jarang ditemukan dalam film Indonesia.
“Seru filmnya bukan hanya buat konten horor. Kita ngerasa agak jumpscare tapi menurutku ini pas untuk anak-anak. Ini horor untuk keluarga ada banyak sesuatu dalam film yang menurut aku wow dan belum pernah ada di indonesia,” katanya dengan tegas.
Mendobrak Stigma Aktris Blasteran
Berdarah Batak-Belanda, Irish Ise adalah satu dari sekian aktris blasteran yang ada di industri hiburan. Seringkali aktris blasteran dianggap lebih mudah dalam mendapat kesempatan dari sinetron maupun film karena wajah cantik.
Perempuan kelahiran Den Haag ini mengaku sudah sering mendengar celotehan tersebut. Namun ia juga punya alasan mengapa hal itu tidak selalu terjadi di industri hiburan.
“Aku paham maksudnya lebih banyak dapat pekerjaan. Aku sendiri dan banyak artis blasteran pasti pernah denger “Kamu dapat pekerjaan karena kamu cantik” kata Irish Ise dengan setuju.
“Soal akting kita enggak bisa bohong kita ada logat, kita gak bisa bohong sifat kita ada kebulean. Itu yang persulit kita dapat kerjaan di film. Tapi soal looks, bisalah menang sedikit tapi jujur banyak perempuan Indonesia yang cantik banget,” katanya.
Setelah syuting, kecantikan saja tak cukup. Ada usaha lebih yang harus dilakukannya. Dia harus menyesuaikan bahasa, terutama logat.
Logat ia anggap sebagai salah satu kekurangan terutama untuk beberapa hal seperti brand lokal dan lain-lain.
“Yang paling susah saat syuting itu logat karena mereka mau aku ngiming kayak orang Indonesia bukan orang blasteran. Itu yang paling sulit,” lanjutnya.
“Ada plus ada minusnya. Menurut aku sih lebih banyak positifnya, mau di film sinetron webseries iklan fotosyut memang faktanya asia itu suka muka muka bule. Apalagi di Indonesia yang mancung dan lain lain. Tapi ada juga kekurannyan, di brand besar nasional yang mereka maunya yang (perempuan asli) Papua, China, yang bule biasanya hanya satu dan kalau udah kepilih ya sudah dipakai itu terus,” paparnya.
Seorang Irish Ise juga tahu bahwa merawat kecantikan itu perlu namun ia bukan tipe orang yang melakukan perawatan.
“Kalau skincare, aku hanya pakai sabun untuk cuci tangan atau badan kalo sekarang itu moisturizer buat aku,” kata Ise.
“Moisturizer sangat penting kalau kulitnya lembab itu lebih gampang untuk sembuh. Tapi kalo kulit kita kering itu bekasnya kelihatan. Itu yang aku bisa lakukan untuk kulitku,” katanya.
Ise pun mengungkap meskipun ia menjadi seorang figur publik tapi ia tidak memiliki budget khusus untuk skincare. Ia lebih memilih untuk membeli ketika ia membutuhkan produk tersebut.
“Setiap habis ya beli soalnya skincare itu enggak terlalu mahal dan kulit aku gak butuh yang mahal-mahal, simple terima aja,” kata Ise.
Seorang Irish Ise juga pernah mengalami rasa insecure terhadap tubuhnya namun ia sudah melewati masa tersebut.
“Dulu aku liat kalau pake lipstick merah mungkin orang lain gak liat tapi gak simetris. Aku gak akan pernah puas jujur,” kata Irish Ise.
Terlepas dari hal tersebut, Irish Ise berharap kariernya akan terus maju dan proyek filmnya terus bertambah.
Berita ini pernah tayang di media partner Djawanews, Voi.id dengan judul: Eksklusif Irish Ise Hutasoit Mendobrak Stigma Artis Blesteran Andalkan Kecantikan Saja