Ip Man 4: The Finale merupakan sekuel terakhir dari tetralogi sang master Wing Chun Ip Man (Donnie Yen). Film ini sudah pasti sangat dinantikan oleh para penggemarnya. Di Indonesia sendiri film besutan Wilson Yip tersebut mendapat sambutan hangat sejak rilis 20 Desember 2019 lalu.
Film yang diproduseri oleh Raymond Wong ini cukup kontroversial karena mengalami pemboikotan di Hongkong. Namun meskipun demikian film ini berhasil memecahkan rekor box office di tiga negara.
Sedikit Tentang Ip Man 4: The Finale
Berbeda dengan tiga seri Ip Man sebelumnya yang bercerita tentang keadaan negara Ip Man mulai dari penjajahan, konflik dengan negara lain hingga masa krisis. Berlatar belakang di San Fransisco Amerika Serikat tahun 1964, Ip Man 4 mengisahkan perjalanan sang master mencarikan masa depan yang lebih baik untuk putranya di negeri Paman Sam.
Tiket keberangkatannya ia dapatkan dari muridnya; Bruce Lee (Danny Chan) yang telah sukses membangun sekolah kungfu di Amerika. Namun tidak seperti yang diharapkan, Amerika Serikat saat itu masih sangat kental dengan deskriminasi ras yang meminggirkan orang-orang seperti Ip Man. Hal ini terlihat di akhir cerita dan merupakan adegan puncak, Ip Man bertarung dengan Barton Geddes (Scott Adkins), petinggi marinir Amerika Serikat.
Selain itu, ada ketegangan antara para master kungfu setempat dengan murid Ip Man sendiri, Bruce Lee. Keadaan tersebut diperparah oleh kenyataan bahwa Ip Man mengidap penyakit kanker ganas.
Film ini akan memperlihatkan pergolakan jiwa sang tokoh ketika menghadapi berbagai konflik yang datang dari segala arah, mulai dari keluarga (putranya), murid, para master kungfu, marinir Amerika, hingga penyakit tubuhnya sendiri.
Diboikot di Hongkong, Ip Man 4 Pecahkan Rekor Box Office
Pemboikotan film Ip Man 4: The Finale di Hongkong merupakan bentuk menentang sikap pro-Beijing dari tim produksi film tersebut. Mulai dari produser Raymond Wong, aktor utama Donnie Yen dan Danny Chan dinilai memiliki kecenderungan pro-China.
Pemboikotan ini diorganisir oleh para pengguna forum internet LIHKG yang merupakan salah satu pusat strategi pro-demokrasi Hongkong. Tidak hanya memboikot mereka juga menurunkan minat penonton dengan merusak alur cerita film tersebut di media sosial.
Tetapi meskipun demikian, film Ip Man 4 sangat berhasil di tiga negara bahkan memecahkan rekor box office fim Asia.
Dilansir dari Antaranews.com, kisah perjalanan terakhir dari IP Man ini berhasil memecahkan rekor Box Office untuk film Asia di China, Taiwan, dan Singapura. Ip Man menduduki posisi pertama tangga Box office cina dalam pekan penayangannnya dan berhasil mengungguli film Star Wars: The Rise of Skywalker di posisi ketiga. Sedangkan di posisi kedua ditempati oleh film Sheep Without A Shepherd yakni sebuah film thriller buatan China.
Dilansir dari Variety.com sebuah situs perfilman, dalam tiga hari penayangannya film Ip Man 4: The Finale telah berhasil meraup 43 juta dollar atau sekitar 45 persen dari total box office domestic.
Sedangkan di Hongkong, meskipun diboikot film Ip Man telah berhasil meraup 660 ribu dolar AS dalam pekan pertama sejak dirilis hari Jumat (20/12), tepat di belakang Star Wars: The Rise of Skywalker.
Di Indonesia sendiri film Ip Man 4: The Finale mendapat sambutan hangat dan menempati posisi pertama. Hari ini (14/1) menempati posisi kedua setelah film NKCTH di salah satu aplikasi pembelian tiket film terbesar Tix.id.