Djawanews.com – Rumah tangga Baim Wong dan Paula Verhoeven berada diujung tanduk. Baim Wong telah melayangkan gugatan cerai terhadap istrinya itu ke Pengadilan Jakarata Selatan.
Dalam sebuah konferensi pers, Baim Wong menjelaskan bagaimana perkembangan hubungan mereka selama ini.
Selama ini, Baim Wong selalu bungkam ketika ditanyakan mengenai rumah tangganya dengan Paula Verhoeven. Baim juga mengaku tidak tahu ketika Paula berangkat umroh ke tanah suci.
Baim Wong mengungkap bahwa ia dan Paula sudah pisah rumah selama 7 bulan. Ia mengatakan dirinya yang pergi dari rumah mereka meski tidak tahu apakah ini adalah keputusan tepat.
"Iya saya sudah pisah rumah dan saya memilih untuk pergi dari rumah tersebut," kata Baim Wong.
Baim melanjutkan, alasan ia memilih bercerai dikarenakan ia mengalami penghianatan oleh Paula dan pihak laki-laki. Ia menyebut laki-laki itu adalah teman baiknya dan kini ia sudah memaafkan keduanya.
"Saya sebenarnya nggak menyangka ya ada di momen ini, saya tuh menghindari sebenarnya, maaf saya nggak pernah jawab. Sebenarnya posisi saya itu sulit, saya memang dikhianati sama dua orang terdekat saya, dari pihak perempuan sama laki laki, yang laki-laki itu teman baik saya sendiri," jelas Baim.
"Sebenarnya pas kejadian itu hari pertama saya sudah memaafkan, tapi pakai caranya saya. Saya enggak nyangkanya ketika saya mengetahui ada telepon laki-laki itu diganti sama pihak wanita," lanjut Baim Wong.
Setelah berdiskusi dengan sang ayah, Baim Wong mengikuti saran ayahnya yang menyebut ia harus selesaikan permasalahan tersebut. Dengan itu, Baim sudah menjumpai keluarga Paula untuk mengembalikan sang istri.
"Sudah datang ke keluarga saya juga harus bagaimana ini? Saya tanya ke papa saya, karena ibu saya sudah nggak ada jadi saya harus tanya ke papa. Mereka bilang selesaikan. Saya juga sudah ke sana (keluarga Paula) dan mengembalikan," kata Baim.
Baim Wong memiliki 26 poin dalam dokumen gugatan perceraiannya kepada Paula Verhoeven. Kuasa hukumnya, Fahmi Bachmid juga menjelaskan butuh waktu lama untuk mereka memutuskan hal ini.
"Cukup berat, tapi ini yang terbaik dan harus dilakukan di saat setiap tahun mengalami penderitaan yang luar biasa, tidak gampang seseorang laki-laki mengalami keadaan seperti ini. Satu tahun bukan waktu yang cepat, lama dia harus menderita, tidak sanggup akhirnya menyerahkan persoalan ke pengadilan," kata Fahmi.