Djawanews.com – Reza Rahadian, aktor kawakan Indonesia, kini menginjakkan kaki di dunia perfilman sebagai sutradara dalam karya debutnya, Pangku. Film ini diproduksi di bawah naungan rumah produksi yang ia dirikan bersama Arya Ibrahim, Gambar Gerak.
Diproduseri Gita Fara dan Happy Salma, film ini diperankan Claresta Taufan, Fedi Nuril, Shakeel Aisy, Devano Danendra, dan Christine Hakim. Film Pangku menceritakan kehidupan seorang ibu yang berjuang menjalani hidup di tengah situasi kehidupan yang berhimpitan.
“Saya bekerja dengan Reza itu Perempuan-Perempuan Chairil Anwar. Sudah lima tahun lalu dia cerita dia baru dari Pantura dan dia melihat seorang tokoh perempuan yang tangguh dan waktu itu diskusi, saya sempat kasih beberapa nama penulis,” kata Happy Salma dalam konferensi pers pada Selasa, 29 Oktober.
“Tapi ada di suatu pagi saya menelepon dia terus saya bilang kayaknya sudah saatnya kamu bikin film” lanjut Happy.
Claresta Taufan hingga Christine Hakim menceritakan pengalaman mereka bergabung dengan film ini. Meski produksinya belum dimulai, namun mereka sangat menantikan bekerja di bawah arahan aktor 37 tahun tersebut.
“Aku berperan sebagai Sartika, ibu yang tangguh menyimpan struggle-nya untuk sendiri dan mencari nafkah untuk anaknya walaupun Sartika tidak tahu hidup akan membawanya kemana,” kata Claresta Taufan.
“Hadi ini punya jiwa kebapakan tapi kesepian dan memiliki anak adalah keinginan terbesar dan menjadi bermanfaat adalah pencapaian terbesar,” kata Fedi Nuril sebagai Hadi.
“Maya ini sosok yang memangku tapi dia tidak tulus-tulus amat, ada hidden agenda yang memangku orang lain,” kata Christine Hakim sebagai Maya.
“Aku berperan sebagai Bayu. Di sini Bayu ingin bekerja dan tidak ingin melihat ibunya bekerja karena mungkin kecapean dan Bayu ini penyayang sama ibunya,” kata Shakeel Aisy.
“Aku berperan sebagai Gilang. Dia bertaruh hidup di tengah himpitan dan memberi makna untuk yang lain,” kata Devano Danendra.
Pangku menjadikan sosok perempuan sebagai pemeran utama dan Reza Rahadian mencoba menampilkan sosok perempuan yang berjuang tanpa mendramatisir karakternya.
“Film yang saya buat bukan mendramatisir kehidupan. Saya tidak terlalu gemar hal-hal berat dilalui dan dijalani dengan penuh perjuangan tapi bukan untuk self pity dan mengharapkan belas kasihan orang lain. Pangku adalah film yang memotret sebuah kehidupan berangkat dari perspektif perempuan dan tidak ada yang black white, semua punya motif kepentingan masing-masing,” kata Reza Rahadian.
"Reza itu punya gaya sutradara sendiri dan terasa melancholy. Gak terburu-buru, terorganisir dan mau menjawab pertanyaan," tambah Fedi Nuril.
Adapun film Pangku direncanakan tayang di bioskop pada tahun 2025.