Djawanews.com – Aktris sekaligus aktivis pendidikan, Cinta Laura membagikan pengalaman pahit yang dialaminya terkait ketidaksetaraan gender saat menjadi satu-satunya pembicara perempuan di sebuah acara universitas beberapa tahun lalu.
“Ini kejadian enggak lama sih, mungkin tiga empat tahun lalu. Pernah aku jadi seorang pembicara di salah satu universitas di mana aku menjadi pembicara perempuan. Dan di panel tersebut banyak yang jadi pembicara luar biasa tapi tidak ada yang perempuan, laki-laki semua,” ujar Cinta di Museum Nasional Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Senin 21 April.
Cinta mengatakan ketimpangan mulai terasa saat ia memasuki ruang tunggu pembicara. Alih-alih dipersilakan duduk bersama panelis lain, Cinta justru diarahkan ke meja terpisah yang ditempati oleh istri para pembicara dan rektor universitas.
“Saat saya masuk ke dalam green room, holding room buat para pembicara tidak tahu kenapa, bukannya aku diajak duduk di satu meja dengan pembicara-pembicara lain, tiba-tiba aku digiring ke meja-meja lain di mana di meja tersebut istri-istri para pembicara dan juga rektor universitas,” ceritanya.
Merasa tidak diperlakukan setara, Cinta mengambil inisiatif untuk kembali ke meja utama tempat para pembicara duduk. Namun, respons yang ia dapatkan justru memperlihatkan ketidaknyamanan dari pihak lain.
“Akhirnya aku mengambil inisiatif untuk duduk di meja pembicara dan akhirnya aku menyapa bapak-bapak yang ada di meja tersebut dan ngobrol biasa, aku langsung menangkap bahwa mereka merasa tidak nyaman,” kata Cinta.
Situasi tersebut kemudian ia gunakan sebagai contoh langsung saat menyampaikan materi di panggung. Menurutnya, perlakuan itu mencerminkan bagaimana perempuan masih seringkali tidak mendapat perlakuan setara.
“Akhirnya situasi yang aku alami 15 menit sebelumnya, aku gunakan sebagai contoh dimana perempuan tidak diperlakukan dengan sama. Tapi tentunya dilakukan dengan cara yang bijak dan baik ya, tapi terlihat rektor universitas tersebut merasa bersalah karena yang mereka lakukan sebenarnya tidak adil dan sedikit aneh,” ujarnya.
Di akhir pernyataannya, Cinta memberikan pesan kuat tentang pemberdayaan perempuan dan pentingnya kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan.
“Tapi aku merasa sebagai perempuan di zaman sekarang yang bisa dilakukan untungnya kita diberdayakan dengan pendidikan, diberikan pilihan, yang bisa kita lakukan adalah membuktikan kepada diri kita sendiri bahwa kita mampu, mengejar mimpi, memilih arah hidup kita sendiri, kita layak dihargai, dipandang tinggi dan memiliki hak yang setara dengan laki-laki,” tutup Cinta.