Djawanews.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta semua masyarakat tidak ragu untuk disuntik vaksin COVID-19. Bukan hanya kewajiban sebagai warga negara tapi karena vaksinasi juga perintah agama.
"Vaksinasi, melaksanakan protokol kesehatan, dan semua upaya pengobatan COVID-19) itu bukan hanya soal kewajiban sebagai bangsa, sebagai warga bangsa, tetapi (juga) kewajiban agama,” tegas Wapres saat meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nawawi Tanara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Kamis, 19 Agustus 2021.
Wapres mengimbau masyarakat tidak ragu mematuhi protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi COVID-19, karena menjaga dan mengamankan diri dari bahaya telah masuk perkara agama yang sesuai dengan syariah.
“Syech Nawawi Al Bantani mengatakan bahwa hukum berobat karena sakit dan menjaga diri dari wabah itu wajib. Wajib hukumnya, bukan sunnah,” tegasnya lagi.
"Jadi kalau ada yang masih tidak paham, apalagi di dunia pesantren, ini sudah ada petunjuk dari para ulama. Karena memang kita melakukan sebab. Menjalankan sebab itu, para ulama menyebut sebagai bagian tidak terpisahkan daripada kepatuhan kita kepada perintah Allah. Kita disuruh terima apa adanya nanti, tapi kita juga disuruh berusaha,” tuturnya.
Oleh karena itu, sekali lagi Wapres mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar mau divaksin, karena hal ini merupakan kewajiban kebangsaan dan kewajiban agama.
“Itulah sebabnya saya anjurkan semua masyarakat supaya segera mengikuti vaksinasi, kemudian supaya masyarakat juga mematuhi protokol kesehatan, menjaga jarak, memakai masker, dan itu bukan hanya kewajiban sebagai warga negara, tapi perintah agama yang harus kita laksanakan,” pesannya.
Di samping itu, Wapres juga berharap jangan ada lagi orang yang tidak mau divaksin karena pemahaman keliru dalam menghadapi COVID-19, yakni hanya perlu pasrah pada takdir tanpa melakukan ikhtiar pencegahan apapun.
“Takdir iya, tetapi (kita) juga diperintah untuk berusaha dan berikhtiar untuk mencegah terjadinya penyakit atau mengobati. Tapi di sisi lain kita juga secara batin pasrah. Ini cara akidah yang dijalankan, namanya pendidikan keimanan dalam menghadapi setiap persoalan,” tuturnya.