Djawanews.com – Dikabarkan bahwa pasukan Presiden Vladimir Putin makin dibuat repot untuk mencapai tujuannya. Hal tersebut seiring dengan berbagai bantuan untuk Kyiv yang terus mengalir, terutama sejak serangan Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari lalu.
Bahkan, Ukraina mulai melancarkan serangan balik setelah mendapatkan bantuan persenjataan canggih dari Barat yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Bahkan, pasokan bantuan militer ke Ukraina oleh AS dan negara-negara lain dilaporkan sedang dikoordinasikan di instalasi AS di dekat Stuttgart, Jerman.
AS saat ini mengoordinasikan sekitar 50 negara untuk memberikan bantuan semacam itu ke Ukraina. Berdasarkan laporan Deutsche Welle (DW), yang dikutip Newsweek, Sabtu (13/8), bantuan itu termasuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) serta howitzer self-propelled PzH 2000 dari Jerman dan Belanda.
Seorang anggota parlemen Jerman dan kepala staf untuk Menteri Pertahanan Federal negara Nico Lange mengatakan masuknya bantuan militer yang signifikan ke Ukraina ini akan mengubah dinamika invasi Rusia.
"Aspek penting dari beberapa hari terakhir adalah bahwa Rusia sekarang dipaksa untuk bereaksi terhadap pernyataan dan tindakan Ukraina," kata Lange.
Dia membeberkan, Rusia telah memindahkan kekuatan signifikan ke selatan, menuju Kherson dan Zaporizhzhia, dua wilayah di Ukraina Selatan yang sebagian besar jatuh di bawah pendudukan Rusia. Di samping itu, dalam beberapa pekan terakhir mereka juga menjadi terlalu fokus terhadap serangan balasan yang signifikan oleh pasukan Ukraina.
Menurutnya, serangan Ukraina tidak akan terlihat seperti yang dilakukan Rusia. Itu juga akan bergantung pada partisan, pada pemberontakan di kota-kota yang diduduki, pada operasi bergerak di belakang garis musuh.
"Rusia mengalami masalah besar dalam mengendalikan daerah-daerah ini. Ada banyak aktivitas partisan di bagian yang diduduki dari oblast Zaporizhzhia. Patroli Rusia terbunuh pada malam hari. Di Melitopol, juga, seperti di Kherson, ada poster yang diarahkan melawan penjajah Rusia, ada kampanye selebaran. Sesuatu yang baru terus-menerus disiapkan," katanya.
Rusia pun disebut menghadapi kesulitan luar biasa karena tidak bisa mengembangkan pergerakan pasukannya. Untuk diketahui, M142 HIMARS telah mengubah peta pertempuran Ukraina dalam melawan Rusia. AS mengklaim bahwa pada akhir Juli, pasukan Ukraina telah menggunakan HIMARS untuk menghancurkan lebih dari 100 target Rusia bernilai tinggi.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.