Djawanews.com – Pegiat media sosial dr. Tifauzia Tyassuma memberikan komentar pedas soal sikap pemerintah yang memerintahkan SPBU VIVO untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) Revvo 89 disesuaikan dengan harga Pertamina.
Menurut dr. Tifa, pemerintah seharusnya senang jika rakyat membeli BBM di VIVO, karena artinya beban pemerintah untuk menyediakan BBM bersubsidi jadi berkurang.
"Kalau rakyat beli BBM bukan di Pertamina, artinya Pemerintah senang dong, subsidi tidak dipakai rakyat," kata Tifa melalui akun Twitter pribadinya @DokterTifa, dikutip pada Senin, 5 September.
"Artinya pemerintah gak usah susah-susdah kasih subsidi. Yang perlu BBM sekelas Pertalite, ke SPBU lain saja. Ini kalau pejabatnya pinter," ungkapnya.
Sebelumnya, Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji menegur pihak VIVO untuk segera menyesuaikan harga BBM murah di Indonesia, usai SPBU-nya di beberapa titik di pulau Jawa, diserbu publik.
Bagaimana tidak, harga BBM miliknya lebih murah dibandingkan punya Pertamina. Itu yang membuat pihak Kementarian ESDM langsung menginstruksikan agar VIVO mengubah harganya.
Menurut Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian ESDM, harga BBM VIVO yang turun disebabkan karena VIVO ingin menghabiskan stok BBM jenis Ron-89 mereka, yakni Revvo 89, hingga 2 bulan ke depan.
Untuk diketahui, SPBU VIVO viral di media sosial usai mereka menurunkan harga, berbanding terbalik dengan BBM milik Pertamina yang dinaikkan pemerintah. Di beberapa daerah, tampak beberapa pengendara motor mengantre panjang di VIVO untuk mengisi BBM.
Adapun untuk BBM jenis Revvo 89, harga sebelumnya adalah Rp9.290 per liter, turun menjadi Rp8.900 per liter. Kemudian, Revvo 92 yang sebelumnya dijual Rp17.250 per liter menjadi Rp15.400 per liter. Lalu, untuk Revvo 95 menjadi Rp16.100 dari sebelumnya Rp18.250.
Sebelumnya, Menteri Energi Arifin Tasrif pun telah mengumumkan harga pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter dan pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.