Djawanews.com - Video yang memperlihatkan para santri menutup telinga saat mendengarkan lagu viral di media sosial. Para santri menutup telinga ketika lagu diputar di lokasi vaksinasi Covid-19.
Video ini pun menuai pro kontra di antara netizen dan tokoh publik. Sebagian netizen mengatakan perbuatan santri tersebut berlebihan.
Namun, ada juga netizen yang mengatakan ini merupakan tindakan toleransi. Apa yang dilakukan para santri adalah berusaha menjaga diri mereka tanpa merugikan orang lain.
Ada yang tahu ini dari santri mana? Lebay banget sampai menutup kupingnya. Indoktrinasi mengharamkan musik ini gak beda jauh dengan Taliban, ISIS, Al Qaeda & Wahabi Takfiri. @ChusnulCh__ @03__nakula @NinjaCir3ng @Mei2Namaku @mulanbilqis @pelitabangsa45 @_leonSR_ @Leonita_Lestari pic.twitter.com/87on5ZF11T
— David Wijaya (@David_Wijaya03) September 12, 2021
Tapi jauh para santri menutup telinga seperti ini, Bung Karno sudah pernah melakukannya lebih dulu. Presiden pertam RI saat itu menutup telinganya karena menentang segala hal yang berbau asing.
Kala itu, Soekarno mengejek lagu pop sebagai lagu "ngak ngik ngok". Bung Karno tidak suka dengan The Beatles yang menjadi grup musik paling hits di muka Bumi saat itu. Menurutnya, musik dan gaya berpakaian The Beatles membawa pengaruh buruk untuk generasi muda Indonesia menjadi cengeng.
Kebijakan Bung Karno
Soekarno lalu mengeluarkan kebijakan menghukum warga yang mendengarkan dan memainkan musik 'ngak-ngik-ngok'. Polisi bersama Lekra dan Pemuda Rakyat menyita ratusan piringan hitam dan kaset sejumlah band seperti The Beatles, Rolling Stones, dan The Shadows.
Pedagang piringan hitam juga diperintahkan menyerahkan musik-musik tersebut.
Kelompok musik Koes Plus pun terimbas karena dinilai meniru The Beatles. Mereka ditangkap oleh rezim Soekarno dan lagunya dilarang.
Sementara lagu-lagu Koes Plus dianggap melemahkan mental anak muda dengan lagu cinta-cintaan. Gaya rambut ala The Beatles juga dilarang. Tukang cukur dilarang melayani pelanggan yang ingin mencoba gaya rambut personel The Beatles.
Celana jengki dan ketat The Beatles juga dilarang diikuti oleh anak muda. Yang melanggar, maka celana itu akan digunting sampai paha. Larangan musik 'ngak-ngik-ngok' Soekarno ini juga dirasakan oleh putranya sendiri, Guntur Soekarnoputra yang aktif bermusik.
Guntur pernah dipelototin oleh Bung Karno jika ketahuan bermain musik barat tersebut. Ketidaksukaan Bung Karno terhadap musik Barat juga tampak saat dia singgah ke Athena, 9 Juli 1965.
Kala itu, trio Grace hendak menghibur Soekarno dengan lagunya. Namun, sang proklamator ini menutup kedua telinganya sambil asyik merokok. Posenya ini pun berhasil diabadikan oleh pers.
View this post on Instagram