Djawanews.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi melelang dua kapal riset miliknya, yaitu KM Baruna Jaya II dan KM Baruna Jaya IV, melalui situs lelang.go.id milik Kementerian Keuangan. Pelelangan ini menuai perhatian publik setelah viral di media sosial, terutama setelah akun Lembaga Kajian Pertahanan Strategis (Keris) membagikan informasi tersebut.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menjelaskan bahwa pelelangan ini sudah direncanakan sejak lama karena kedua kapal tersebut dinilai sudah tidak layak operasi.
"Ini memang sudah direncanakan lama sejak sebelum BRIN (dibentuk), karena sudah tidak layak operasi," katanya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat, 7 Januari.
Handoko juga mengonfirmasi terkait status kapal tersebut yang tengah menjalani proses pelelangan. "Kalau sudah di situs ya benar sudah dalam proses," katanya singkat.
Meski demikian, Handoko menyebutkan pihaknya kini tengah menyiapkan pengganti dari kapal tersebut. BRIN, kata dia, kini tengah membangun dua kapal riset baru, dan jumlahnya direncanakan akan mencapai 12 kapal secara keseluruhan.
"BRIN saat ini sedang membangun dua kapal riset. Berikutnya akan ada lagi sampai mencapai 12 kapal," ucap Laksana Tri Handoko.
Diketahui, berdasarkan pantauan ANTARA di situs lelang.go.id kapal tersebut dilelang dengan judul "BRIN: 1 Paket Scrap terdiri dari 2 Unit Kapal Survey Boat di Kota Jakarta Utara". Kapal tersebut memiliki nilai limit sebesar Rp7.949.026.000,-.
Berdasarkan foto yang diunggah dalam situs tersebut, kedua kapal yang dimaksud adalah KM Baruna Jaya II dan KM Baruna Jaya IV.
Sebelumnya, viral di media sosial X terkait cuitan akun Lembaga Kajian Pertahanan Strategis (Keris) @LembagaKERIS yang mengunggah informasi adanya kapal milik BRIN yang dilelang.
"Sudah resmi ya kapal baruna jaya @brin_indonesia dilelang scrap. Jayalah BRIN dan para pimpinannya @prabowo," tulis akun media sosial tersebut.
Hingga Jumat (7/2) pukul 10.15 WIB, cuitan yang diunggah pada Rabu (5/2) pukul 8.45 WIB itu telah memperoleh lebih dari 448 ribu tayangan. Cuitan tersebut juga mendapat perhatian dari Menteri kelautan dan Perikanan RI periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti.