Djawanews - Varian Delta 1617.2 telah ditemukan di beberapa daerah di Indonesia. Penelusuran sementara ini, banyak ditemukan di daerah Kudus dan Bangkalan. Tapi dari mana asalnya, itu yang masih dicari tahu.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan untuk memetakan persebaran virus ini, penelitian masih dilakukan melalui metode Whole Genome Sequencing (WGS) atau surveilans meski belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
"Penelitian memerlukan WGS atau sampel yang jumlahnya lebih besar. Suatu saat nanti, kita bisa menelusuri darimana virus tersebut berasal, darimana masuknya dan menyebar ke mana saja," papar Wiku, Selasa (15/6/2021). Pernyataan Wiku ini juga disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Wiku menjelaskan, adanya varian dari suatu virus dikarenakan itu adalah upaya virus untuk bertahan hidup. Proses mutasinya ini akan berlangsung terus menerus apabila potensi penularan tersedia. Jadi jika penularan masih berlangsung di tengah-tengah masyarakat, maka peluang virus untuk bermutasi masih ada.
Terkait vaksin yang diberikan kepada masyarakat saat ini, Wiku memastikan memiliki efektifitas tinggi. Karena efikasinya di atas 50% terpenuhi. Meski demikian, penelitian lebih lanjut terkait ini masih terus dilakukan. Untuk memastikan bahwa vaksin yang digunakan adalah vaksin yang efektif.
"Vaksinasi yang dilakukan harus betul-betul bisa memberikan proteksi kolektif atau herd immunity dari masyarakat yang diberi vaksin," pungkas Wiku.