Djawanews.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberi peringatan terbaru soal Covid-19. Belum kelar intian varian Delta, kini muncul varian terbaru lagi yang disebut varian Mu, atau dikenal ilmuwan dengan B.1621.
Varian Mu ini masuk ke dalam 'variant of interest' oleh WHO. Pengklasifikasian yang merujuk ke pemantauan ketat itu sudah dilakukan sejak 30 Agustus 2021 lalu.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan varian yang pertama kali ditemukan di Kolombia ini persebarannya sudah ditemukan di Amerika Selatan dan Eropa.
Masuk dalam Pemantauan
Varian ini masuk dalam pemantauan untuk menentukan apakah varian ini lebih menular dibandingkan virus aslinya.
"Meski sekarang situasi terlihat normal, sekarang pembukaan kegiatan ekonomi sosial telah perlahan dilakukan pemerintah. Di samping itu pemerintah melakukan pengawasan dalam dan luar negeri untuk mencegah adanya imported case," kata Wiku.
WHO mengatakan butuh studi lebih lanjut untuk memastikan hal itu. Apakah varian itu lebih menular, lebih mematikan atau resisten terhadap vaksin dan perawatan saat ini.
Sebelumnya, WHO juga mengatakan varian B1621 ini mengandung mutasi genetik yang menunjukkan kekebalan alami. WHO bahkan menyebut vaksin saat ini dan perawatan antibodi monoklonal mungkin tidak bekerja dengan baik, seperti halnya dengan pendahulu virus corona yang lain.
"Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan," tulis WHO dalam laporannya yang terbit Selasa, 31 Agustus 2021 lalu.
"Data awal yang disajikan kepada Kelompok Kerja Evolusi Virus menunjukkan pengurangan kapasitas netralisasi serum pemulihan dan vaksin yang serupa dengan yang terlihat untuk varian Beta, tetapi ini perlu dikonfirmasi oleh penelitian lebih lanjut."
Secara detail, varian Mu ini pertama kali diidentifikasi di Kolombia. Sejak itu, sudah 39 negara mengonfirmasi masuknya varian ini ke wilayahnya.